Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

saat kamu sadar

“kamu udah dimana?” “aku udh nyampe kafe dari tadi Sil” “20 menit lagi aku nyampe, oh iya Fram udah disana?” “.....” “halo Mit, Fram udah disana belom?” “emang Fram mau kesini?” “katanya dia mau ngajakin aku makan, ya udah sekalian aja aku ajakin bareng kita. nggak apa-apa kan?” “ya nggak apa-apa dong, dia belum nyampe sini kok” 'Cause the possibility That you would ever feel the same way About me It's just too much Just too much Alunan lagu ‘crush’ mulai jelas terdengar diseluruh kafe, ntah aku yang terlalu fokus berbicara ditelepon dengan Sisil atau lagu ini yang menyadarkanku tentang dia dimasalalu. Dia yang dulu mengaku jatuh hati denganku tapi dengan tegas aku menolaknya. Lelaki yang punya mata sendu, berlesung pipi dan senyum yang membuat kedua matanya mengecil lucu. “permisi mba, mau pesan sekarang?” “saya nunggu teman saya dulu ya mba” “oh baiklah kalau gitu” “eh pesannya sekarang aja mba” Sudah berapa lama aku tidak menden

Karena

Hari ini aku berjanji bertemu dengannya, di coffee shop langganan kami. Ardi dan aku memang selalu memilih tempat ini setiap ingin bertemu sambil ngobrol santai. Dia memang pacar yang nggak ribet, yang mengharuskanku berdandan feminin dan mempesona setiap kami bertemu. Sayup-sayup terdengar suara vokalis band yang mengisi acara malam ini. Takkan pernah berhenti untuk selalu percaya Walau harus menunggu seribu tahun lamanya Biarkanlah terjadi wajar apa adanya Walau harus menunggu seribu tahun lamanya Aku jadi ingat gimana dulu kita bisa bersama, Ardi yang nggak begitu yakin menyukaiku tapi aku yang begitu gigih meyakinkannya. Ya akulah yang dulu menyukainya dan dengan berani mengaku saat dia menceritakan wanita idamannya didepanku. Berani? ya, gugup? sangat, menyesal? tidak karena sampai sekarang pun aku menyukainya. Kenapa? Ardi lelaki yang selalu membuatku menunggu kapan bisa bertemu dengannya, mengobrol dengannya dan setiap hal jadi sangat kunantikan asal itu denga

kenapa dia?

Saat sebelum aku merasakan perasaan ini aku berjanji akan menetapkan kriteriaku pada orang yang tepat lalu akan dengan senang hati merasakannya. Selalu menerka-nerka apakah akan jatuh hati dengan dia? mungkin dengan dia? oh kurasa dengan dia?. Pernah merasakan yang namanya pengen tapi tidak bisa karena otakmu mengatakan TIDAK dengan tegas? Ya, aku pernah merasakan hal itu. Saat hatimu mengangguk dengan sangat tapi pikiranmu berteriak dengan lantang. Dia memang tampan tapi dia pemain wanita, dia memang pendengar yang baik tapi dia pun pendengar yang baik buat temanmu, dia sangat keren tapi dia berbeda keyakinan denganmu, dia sangat sempurna tapi dia memilih menyempurnakan yang lain. Percayalah hatimu sedang berteriak lebih kencang daripada otakmu sekarang. Sampai ketika aku menemukan dia, ku pikir ini semua tanpa alasan tanpa dasar kriteria yang kutetapkan selama ini. ohh mungkin ini yang dikatakan orang-orang ‘kau akan melupakan semua kriteriamu saat kau jatuh cinta tanpa alasan

lelaki impian

sejujurnya sedikit hal yang kubenci didunia ini, aku menyukai banyak hal dan memimpikan berjuta harapan. Aku memang pemimpi, aku meneruskannya dan ketagihan dengannya. banyak hal yang harus kuwujudkan dalam hidupku. membanggakan kedua orangtuaku, mengeksplor isi negriku, tertawa sebanyaknya dengan teman-temanku dan menciptakan semua kenangan indah selama aku hidup. tapi belakangan aku menambah 1 mimpi dalam hidupku, meski kata orang itu bukan mimpi tapi kenyataan yang akan muncul dihidupku nanti. aku mengaminkannya dengan sedikit pertanyaan tersisa untuk hal itu "apa memiliki pasangan hidup seperti harapanku adalah kenyataan bukannya mimpi?" Ya, akan kukatakan impianku itu adalah seorang lelaki atau jelasnya pasangan hidup yang akan bersamaku sampai tua nanti. seseorang yang mendampingiku dengan membawa semua cintanya dan membungkus kesetiaannya hanya untukku. Nyata atau mimpi? aku mengamini kata nyata dan mendoakan kata mimpi. aku selalu beranggapan harus menemukan lelaki i

Setidaknya

Berlari saat kau ingin berlari akan memberimu tenaga penuh untuk pergi. Tapi berlari saat kau ingin tetap tinggal jangankan tenaga buat tegak diatas kedua kaki saja kau tak akan sanggup. Aku tidak kuat untuk berdiri, rasanya aku hanya akan terbaring menangis sampai air mataku kering dan tenagaku terkuras habis. Aku ingin pergi berlari sekencang kencangnya, pergi menyembuhkan sesak yang terasa bahkan saat aku tak         bernafas. Kemana aku harus pergi jika seluruh organku tak terasa, mereka memilih mati mengikutmu. Dan disinilah aku sekarang. Akhirnya aku bisa berdiri bukan? Akhirnya bisa berlari bukan? Ya, pada memang bisa pergi. Tidak lagi melihatmu, mendengarmu, memelukmu tapi tetap merindukanmu. Setidaknya biarkan saja pergiku sejauh ini dulu sampai mereka kuat berjalan dan senang berlari.