Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

menyerahlah

Ada banyak hal yang tidak bisa kita paksakan untuk orang lain lakukan. Kau tidak suka dipaksa, begitupun mereka. Jangan pernah melakukan hal yang kau sendiripun tidak suka diperlakukan demikian. Tidak semua orang menyukai senja, kebanyakan orangpun menyukai fajar. Tidak semua orang menyukai ramai, kebanyakan orangpun menyukai sunyi. Sama halnya dengan perasaan, meski melihat yang kau suka itu menyenangkan tapi belum tentu melihatmu menyenangkan untuknya. Saat hal itu terjadi saat hanya ada perasaanmu buatnya, berhentilah. Jangan pernah gunakan 'cinta butuh pengorbanan' apalagi 'cinta tak harus memiliki' disana. Karena akan ku katakan padamu, tak akan ada bahagia saat kau menangis sendiri karnanya. Tak akan ada bahagia saat kau menahan rindu untuknya. Tak akan ada bahagia saat kau bersandiwara 'teman' didepannya. Menyerahlah untuk kebaikanmu sendiri. Karena aku percaya mencintai itu untuk berdua bahagia, bukan untuk sendiri menderita.

kisah seorang teman

Temanku merasa sial sekali hari ini katanya. Banyak kejadian aneh yang terjadi, termasuk kejadian dia bertemu dengan sang mantan yang masih terindah sampai kini. Jika pertemuan itu disengaja mungkin dia akan lebih siap dibandingkan pertemuan kaku tadi, katanya. Pertemuan yang hanya bersitatap tanpa senyum apalagi sapa. Ntah siapa yang enggan diantara keduanya, tapi temanku itu merasakan dingin diseluruh tubuhnya saat tau ada mata yang intens menatapnya. "Dia seperti benci sekali padaku, tapi juga seperti rindu sekali sepertiku" Tapi temanku itu enggan mencari tau lebih jauh. Jangankan mencari tau, menatap lebih lamapun dia tak sanggup. Bayangkan kau bertemu dengan seseorang yang masih terapung dihatimu. dia tidak pernah hilang sama sekali, hanya mengendap sebentar lalu mengapung kembali. Temanku itu sudah berlari sejauh yang dia bisa agar lepas dari harapan kosong yang dinantikannya. Tapi yang terjadi adalah dia hanya kelelahan ditempat yang sama, diharapan untuk ke

Terlanjur

Menyukai seseorang memang tidak melihat situasi dan kondisi. Malah kejadian 'jatuh hati' sering terjadi saat tidak seharusnya terjadi. Misalnya menyukai seseorang yang hanya dikenal lewat media sosial. Kau menyukainya tanpa tau bibit, bebet, bobotnya. Begitulah kata orangtua. Saat hati sudah memilih tidak ada yang bisa mencegahnya. Aku rasa itu benar. Sekalipun aku sipemilik hati, dia tetap tidak mendengarkan ku untuk tidak terus menyukainya. Aku panik, bagaimana tidak panik kalau aku sedang berada di tepi jurang. Aku tau itu berbahaya tapi tetap saja berdiri disana. Aku tau akibat dari ulah hatiku ini, nanti aku akan merana. Tapi tetap saja aku melihatnya, membuka akunnya setiap hari hanya untuk sekedar tau kabarnya. Dulu menurutku tak apa bila hanya menyukai, itu tidak akan lama kataku. Aku hanya akan begini, tidak akan berharap banyak padanya. Tapi aku rasa waktu memang bekerja untuk merubah segalanya, termasuk perasaan manusia. Aku sekarang tidak hanya berdiri di

menunggu waktu

Kau melakukan kesalahan lagi, aku melakukan kesalahan lagi. Kau memaafkanku lagi, aku memaafkanmu lagi. Ini sungguh seperti roda, aku menyakitimu dan kau akan balas menyakitiku begitu juga sebaliknya. Kita bertengkar, berdiam lalu saling meminta maaf dan memaafkan diwaktu berikutnya. Hubungan kita sangat lentur, ibarat karet yang ikut kemana saja kita tarik. Kita saling menyalahkan, saling mengumbar masalah hubungan pada orang terdekat lalu saling mesra didepan mereka diwaktu berikutnya. Sungguh seperti topeng penari, yang bisa kau letakkan didepan bisa pula kau letakkan dibelakang wajahmu. Sangat munafik. Kita tau itu, tapi tetap memilih untuk bersama sampai kini. Mungkin kita takut kesepian. Mungkin takut menyesal bila berpisah. ntahlah, aku pun tak tau jawabannya. Kita hanya saling mempertahankan tanpa tau mau kemana. Kita seperti terjebak dipulau yang tidak ada dipeta. Kau hanya punya aku dan aku hanya punya kau. Tapi aku rasa itu sudah cukup untuk kita. Mungkin kita pe

nyaman?

Aku punya harapan tentang kita. Harapan ingin berbagi semuanya denganmu. Berbagi semua bahagia dan pahit bersamamu. Ketika nyaman itu terasa, aku sudah menetapkan denganmulah kelak aku akan hidup. Aku memang selalu terpaku dengan rasa 'nyaman' saat berhubungan. Aku merasa lebih aman bila hati ku berikan pada dia yang membuatku jadi diri sendiri. Tidak ada yang perlu dirubah ataupun dimanipulasi. Tapi rasa nyaman ternyata tidak cukup dalam hubungan. Ada hal yang kurang yang harusnya kita miliki. Saat saling merasa nyaman seharusnya sepasang kekasih yakin ingin bersama sampai rambut memutih dan nyawa keduanya meregang. Aku memang ingin melakukan semua itu, tapi tidak denganmu. Kau hanya akan berhenti di rasa nyaman tanpa ada niat menjadikan ku satu-satunya rumah buatmu. Kau hanya ingin menjadikanku kekasih saja tanpa ada kata 'sah' disana. Dan sekarang aku tau bahwa 'nyaman' hanya akan menjadi nyata bila kau dan aku sepakat menjadi satu.

lega atau sesal

Terkadang aku berpikir, kenapa selalu ada pertengkaran dalam sebuah hubungan. Apa mungkin emosi memudahkan seseorang untuk mengungkapkan kegelisahannya, atau malah membuat sesal seseorang terasa lebih pekat. "Jadi maunya kamu sekarang apa?" Itu pertanyaan yang sering terucap. Seakan itu adalah alasan untuk mengakhiri hubungan, tapi sebenarnya itu hanya alasan untuk mengakhiri perdebatan. Kau hanya harus memilih diantar kedua jawaban tadi. Hanya ingin merasa lega atau malah ingin menyesal. "Aku mau kita berhenti berdebat" atau "aku mau kita berakhir" Ingatlah, saat kau memilih berbalik arah kau tidak akan menemui jalan yang sama meski kau kembali kearah sebelumnya. Tidak akan ada yang sama setelah sesudahnya. Tidak ada penawar untuk sesal sekalipun kau menawarkan seluruh waktumu.

bila

Ini sungguh menggelikan. Aku seperti anak kecil bila bersangkutan tentangmu. Aku hanya akan berhenti menangis jika denganmu. Aku hanya akan tersenyum jika aku dekat dengamu. Aku hanya akan berbicara banyak bila itu tentangmu. Ini seperti aku sedang duduk di ruang tunggu keberangkatan bandara. Aku sedang menunggu pesawat yang pas dengan tiketku. Pesawat yang akan membawa ku ketempat yang kumau. Aku memang sedang menunggumu. Seseorang yang menurut hatiku tepat membawaku kemana aku mau. Menuju kebahagiaan. Sebenarnya banyak yang datang saat aku menunggumu. Mencari cara agar aku nyaman dengannya. Mencoba mengalihkan perhatianku untuk melihatnya. Tapi lagi-lagi aku hanyalah seorang anak kecil yang akan diam bila itu kau. Aku memang hanya akan melihat kearahmu, kearah kekasih yang sudah kuikrarkan setia ku. Meski aku tak tau setiakah kau denganku. Tapi seandainya pun kau berbelok dariku, aku rasa tak apa. mungkin itu caramu ingin pergi dariku. Mungkin berat untuk mengatakan langsun

Berpaling

Aku bertemu seorang teman pagi ini. Dia seorang pria yang bisa dijadikan kekasih menurutku, tapi tidak untukku. Jangan salah paham dulu, dia hanya kuanggap teman saja dan aku sudah memiliki kekasih yang lebih darinya, tentu saja itu menurutku juga. Hari ini kami bercerita banyak hal, dari soal kuliah, pekerjaan dan asmara pun masuk didalam obrolan itu. Aku tau dia seseorang yang tidak begitu suka ditanyai biarkan dia bercerita seikhlasnya, itu akan lebih baik untuk memperpanjang obrolan dengannya. Aku sudah 4 tahun ini mengenalnya dan dia tetap sendiri sampai sekarang. Ada sedikit rasa penasaran sebenarnya, kenapa sepertinya dia sulit sekali mendapatkan seorang kekasih. Aku rasa wanita diluar sana akan sangat senang berpasangan dengannya. Tapi aku menahan mulutku untuk tidak bertanya. "Sebenarnya aku benci ada diposisiku sekarang" katanya. "Heh?" Jawabku tanpa sadar. Sambil menarik nafas "kau pasti bingung dengan omonganku itu. Sebenarnya aku me

berubah

Jika aku tau mencintai sesulit ini, aku tidak akan sudi jatuh cinta. Kata orang mencintai itu harus merasakan sakit barulah dikatakan cinta. Tapi apakah sesakit ini? Apakah sakit lebih mendominasi dibandingkan bahagia? Jika jawabannya 'ya' aku rasa aku tidak mau lagi merasakannya. Bagaimana bisa perasaan itu dikatakan sejuta rasanya? Dia hanya paduan kesedihan dan sesak menurutku. Aku bukanlah seorang yang pesimis. Sudah berulang kali aku berpikir positif dengan 'kami'. Hubungan yang kujalin dengan seseorang yang kucinta. Aku mencintainya maka aku menunggunya. Menunggunya mengerti bahwa aku kekasihnya bukan musuhnya. Menunggu janji 'bahwa dia tidak akan membuatku menangis karenanya' Hubungan ini bukanlah sebentar kami jalani, ini hari yang ke 1580 aku bersamanya. Hampir 5 tahun kami bersama. Tidakkah dia cukup mengerti tentangku? Sedangkan aku sudah hafal semua tentangnya. Apa yang dia suka, apa yang membuatnya jengkel, apa harapannya, sampai apa yang disemb

Pemeran utama

Sebenarnya apa yang kau pikirkan tentang 'pemeran utama' atau pemain andalan disebuat film ataupun serial. kenapa peran yang seperti itu selalu diidamkan di film atau di dunia nyata? Peran yang selalu jadi sorotan, peran yang selalu berlimpah keberuntungan, cinta, dan kebaikan yang didambakan semua orang disekelilingnya. Aku orang yang tidak terpaku dengan pemeran utama di film ataupun serial, aku lebih suka memperhatikan pemeran kedua ataupun pendukungnya. kenapa orang-orang selalu suka menjadi sorotan dengan image yang nyaris sempurna? menurutku pemeran utama itu adalah antagonis yang dikemas. Dia dibuat cantik diluar tapi sebenarnya adalah penjahat dari semua itu. Coba dipikirkan, bagaimana peran kedua ataupun peran pembantu tidak memusuhinya bila dia si peran utama selalu saja dapat yang terbaik. Bukankah tidak adil bila itu hanya didapat olehnya? Tidak semua yang terlihat baik itu adalah baik. Lihatlah dari sudut pandang yang lain juga. Tidak semua yang put

malam minggu

Hari ini banyak sekali para kekasih yang berkencan. Aku lupa hari apa sekarang? ternyata hari ini adalah saat yang dinantikan oleh mereka. Ini kebiasaan di indonesia, setiap malam minggu adalah 'wakuncar' waktunya kunjung pacar. Lucu memang, kenapa harus malam minggu? kenapa bukan malam senen dan malam lainnya? Aku fikir mungkin karena esok adalah hari libur, jadi tidak ada yang keberatan jika pasangan itu bermain dan melupakan rutinitas mereka selama seminggu. Meski menurutku itu sah-sah saja, aku tetaplah bukan pelaku dari aktifitas itu. Bukan karena aku jomblo ataupun sedang tidak menjalin hubungan. Akupun memiliki kekasih. Hanya saja dia bukan mereka yang bisa selalu aku temuin kapanpun aku ingin. Dia jauh dariku, dia memiliki pekerjaan yang membuatnya tidak selalu ada buatku. Hubungan jarak jauh ini kami sepakati demi bersama, akupun mengingikan seseorang yang dewasa yang memiliki pekerjaan yang dia inginkan, yang membuat hidupnya berguna. Aku pun ingin sepertinya, ma

KLB

Tidak disemua perpisahan ada airmata. Kami pun demikian. Kami tidak mengeluarkan 'keringat' mata itu untuk menunjukkan kami saling sayang, saling tidak ingin berpisah. Kami hanya akan bermain bersama sampai waktu berpisah datang. Kami hanya akan memenuhi pikiran kami dengan banyak kenangan lalu saling meninggalkan satu dengan yang lain. Banyak sebenarnya yang ingin diucapkan tapi hanya senyum yang tersampaikan. Karena sedikit saja terucap maka airmata akan mengalir. Saat kau tak bisa mengucapkan apa-apa, sebenarnya itu rasa terdalam yang enggan kau ucapkan. 'Darah lebih kental dari air' kami memang bukanlah sedarah, saudara jauhpun bukan. Tapi kami adalah 'selat' diantara satu dan lain. Kami terlihat seperti dipisahkan selat itu, tapi sebenarnya kami dihubungkan olehnya. Dia yang pemarah, egois, sensitif, pengalah dan keras kepala akan saling merindukan karena ingin berperang bersama. Berpelukan kembali. Saling memaki bersama. Lalu tertawa bersama. Kare

mengertilah

Kau bertanya padaku kenapa waktu itu aku meninggalkanmu. Aku tidak ingin membahas hal itu, sudah tak terhitung berapa kali pertanyaan itu kau tnyakan padaku. Aku mengajakmu bertemu hari ini hanya ingin bertanya tentang usaha yang kita rintis bersama. Tidak adakah pembahasan baru yang ingin kau ketahui dariku kecuali masalalu itu? Aku lelah menjelaskan hal yang sama terus menerus padamu. Mulutku hampir berbuih rasanya. mulailah memindahkan hatimu pada yang lain. Aku kasihan padamu, tapi aku pun muak bila kau begini terus. Berjalanlah kedepan, jangan terpaku disitu saja. Jadilah seperti aku. Aku tidak ingin kau tau apa yang kusimpan selama ini darimu. Aku hanya ingin kau melupakan kita, seperti aku yang melupakan luka yang kau buat untukku. Melangkahlah bersama dia yang kau anggap lebih dariku dulu, alasanmu menduakanku diam-diam dengan sahabatku. Itu sangat sakit dulu dan sekarang pun masih terasa perih bila kau bertanya masalalu itu terus. Aku sudah berhasil memaafkan dan tolong j

hal mencintai

Aku percaya ada banyak cara untuk menunjukkan rasa sayang pada orang lain. Terkadang kau memeluk agar dia tau isi hatimu, terkadang kau membuatnya menangis agar dia peka tentang perasaanmu, terkadang kau menjauh agar dia merasakan ketidakhadiranmu. Seperti halnya mengenal diri sendiri. Kau pun sangat mengenal bagaimana pasanganmu. Ada yang lebih suka bila kau posesif, ada yang lebih suka bila kau agresif, ada yang lebih suka bila kau penurut saja, atau ada yang lebih suka kau biasa saja seperti temannya. Seseorang akan cenderung menjadi apa yang pasangannya mau. Bukan karena mereka kehilangan jati diri, tapi karena mereka ingin menjadi lebih baik dalam hubungannya. Memilih untuk mengalah dan berubah bukanlah hal yang salah selagi itu tidak merubah kebaikan yang kau punya. Semuanya butuh adaptasi bukan? Kau hanya butuh menyesuaikan diri ditempat yang kau diami. Karena kau memilih berdiam dihatinya kau pun harus menyesuaikan diri dengan aturan didalamnya.

kesepakatan kekasih

Teman-temanku sering berkata kau tak pantas untukku. Kata mereka aku terlalu baik buatmu. Kau akan menyakitiku nanti, membuatku terluka jika aku terus bertahan denganmu. Aku tidak pernah berpikir aku terlalu baik buatmu, itu alasan klasik yang paling kubenci dari dulu. Aku suka kita yang seperti ini, meski banyak krikil dihubungan ini. Kita sering berdebat, sering saling mengacuhkan, sering saling berdiam. Tapi bukankah kau dan aku baik-baik saja? aku bahagia karena semua krikil itu membuat kita saling memahami. Kau juga pernah berkata bahwa setelah kita 'ribut' akan banyak kata cinta yang kita ucapkan agar semua itu terlupakan. Bukankah kita lebih romantis setelahnya? Kau pun berkata seperti itu. Aku dan kau semakin ingin bersama karena semua itu. Karena hanya kau yang paham semua amarah yang kupunya, hanya kau yang akan mengalah setiap air mataku menggenang, hanya kau yang akan segera meminta maaf tanpa perlu aku memintanya. Hanya kau yang bisa membuatku menyukai 'masa

hanya melihat

Seperti pergi tapi hanya diam disana. Seperti bicara tapi tak ada suara disana. Seperti luka tapi tak ada darah disana. Dia selalu seperti itu. Seperti ingin mengatakan tapi hanya terpaku disana. "Tidak semua yang bagus dapat dimiliki" itu suara hatinya. Dia hanya akan melihat, itu sudah cukup pikirnya. "tawanya adalah tawaku" katanya. Dia tidak pernah lelah melihat apa yang tidak pernah melihatnya. "Kenapa harus lelah? Itu aku rasa lebih baik daripada membuatnya tau apa yang kurasa." Aku pernah membaca quote dari penulis kesukaanku "cinta sebelah itu seperti kau melihat lututmu terluka tapi kau tidak berbuat apa-apa" Aku rasa itu benar. Saat kau memilih untuk melihat saja, mungkin kau berharap darah itu berhenti atau mungkin luka itu infeksi. Seperti kau berharap bahwa cinta itu akan hilang atau berharap cinta itu membusuk, membuatmu mati rasa.

ombak dan pasir

Lelaki itu seperti ombak buatku. Dia datang ketepian lalu segera beranjak pergi. Dia datang hanya untuk menghempaskanku. Dia datang hanya untuk menghancurkan kerajaan pasir yang kubuat dengan sabar. Dia datang hanya untuk membuatku menangis. Aku tau aku hanya pasir pantai buatnya. "Dia hanya diam disana menungguku. Dia membuat dirinya indah lalu ku hancurkan dalam sekejap. Dia suka terseret hanya karena aku tak sengaja membawanya. Dia ada hanya untuk kulewati" itu pikirnya. Kau tau, mencintai seseorang memang akan membuatmu bodoh. Mencintai seseorang akan membuatmu membenci kejujuran logikamu. Tak ada yang bisa disalahkan bila kau terlanjur mencintai. Memang tidak adapula yang bisa dicegah bila hati menjatuhkan diri. Sama halnya dengan bernafas, semuanya itu alami tanpa perlu diatur dan ditata. Tapi yang harus kau tau. Bernafas pun bisa memilih. Kau ingin menghirup udara bersih atau kotor. Mungkin kau bertahan dengan yang kotor tapi kelak kau akan menyadari yang bersi

mencoba

Apa kau pernah mencoba sesuatu? Mencoba mencintai maksudku. Mencoba menerima orang baru karena ingin melupakan orang lama. 'Kita hanya bisa mengobati hati dengan hati' itu yang sering orang katakan. Aku sedang mengalami itu sekarang. mencoba menyayangi dia, dia yang mengatakan "aku mencintaimu, dan aku akan membuatmu merasakan hal yang sama juga." Dia tau jika aku belum melupakan lelaki jahat itu, lelaki yang membuat hatiku remuk tak berbentuk. Beberapa kali ku katakan "jangan seperti ini, kau membuatku menjadi jahat. Aku belum bisa membuka hatiku buatmu sekarang. Kau akan terluka nanti" Bagiku membuka lembaran baru itu sangat sulit, untuk jatuh hati lalu patah hati itu bukan waktu yang gampang untuk kulewati. Banyak yang harus ku renungkan. Aku ingin memperbaiki diri agar tidak patah hati lagi. Kegagalan cinta ku dulu memang bukan hanya salah lelaki itu, aku percaya aku pun punya andil didalam kegagalan hubungan kami. Intropeksi diri, itu yang harusn

sewajarnya

Aku menemukan yang baru dihidupku. Aku ditinggalkan seseorang dan aku ditemukan seseorang yang lain. Segala sesuatu memang harus berganti. Bertemu dan nanti harus berpisah. Tidak ada yang abadi didunia ini, terlebih sesuatu yang dicintai. Ntah kenapa semakin besar kau mencintai, semakin besar pula peluang berpisah. Jangan merasakan dengan 'terlalu' karena kelak kau juga akan merasakan sakit yang 'terlalu'. Dari dia yang meninggalkan ku, aku menemukan dia yang takut ditinggal olehku. Dia khawatir aku tidak bisa melupakan masalaluku. Dia takut aku membalas semua rasa sakitku padanya. Dia wajar merasakan hal itu, siapa yang tak takut kalau orang yang dicintainya pergi? Aku pernah merasakan sakitnya dicampakkan. Sakitnya ditinggalkan saat aku masih 'terlalu' cinta. Aku tau betul bagaimana rasanya remuk. dan aku tidak akan pernah membuatnya merasakan itu. Tidak akan ku buat dia yang telah 'menyembuhkan' ku merasakan luka. Aku memang tidak terl

melupakan

Tidak ada orang yang mengatakan bahwa melupakan itu mudah. Hal melupakan adalah hal yang paling dihindari semua orang. Terlebih melupakan dia yang kau simpan rapat dihati. "Aku sudah melupakannya" lalu terdengar "aku merindukannya". Melupakan itu seperti kau mendambakan datangnya hujan dimusim kemarau. Untuk mewujudkan itu kau perlu berhalusinasi ataupun bermimpi. Berhalusinasi akan membantumu beranggapan bahwa kau sudah melupakannya. berhalusinasi bahwa kau baik-baik saja tanpanya. berhalusinasi kalau kau sudah lupa ingatan. Mencintai memaksa kita untuk mengingat dan melupakan diwaktu yang sama. Tapi taukah kita bahwa melupakan pun adalah anugerah yang tak akan kita dapat dengan mudah. kau tidak akan tau bahwa hal itu menyenangkan kalau itu tidak pernah sulit dilupakan. kau tidak akan tau bahwa kau mencintainya kalau tidak pernah menangis demi melupakannya. Hal melupakan akan menjadi pelajaran agar lebih menjaga yang kita punya sekarang. Sebelum yang

sesal

Terakhir kami bertemu adalah saat aku memutuskan untuk berpisah dengannya. saat itupun gerimis seperti hari ini. aku mengajaknya bertemu di cafe coffee tempat biasa kami berkencan. Pada saat itu aku datang terlebih dahulu darinya, aku bukan tidak ingin dia menunggu tapi karena aku perlu kesiapan untuk merangkai kata-kata terakhir ku buatnya. Dia datang tepat dijam kami membuat janji. Dia memang begitu, dia tak pernah membuatku menunggu. Dia takut aku kesepian katanya. ya lelaki masalalu ku itu memang baik, mungkin yang terbaik dari semua lelaki yang pernah denganku. Hari ini sekitar setahun aku berpisah dengannya dan hari aku bertemu kembali dengannya. Kami tidak sengaja bertemu dipesta pernikahan salah satu teman ku, yang juga temannya. Dia terlihat tampan dan sedang melihat-lihat makanan yang disajikan. Aku ingin menyapanya sampai ada seseorang yang merangkul tangannya dengan mesra. Dia tersenyum saat orang itu mendekap tangannya. Orang itu cantik, sangat anggun dengan kebaya

Parasit

Temanku bercerita tentang kehidupan cintanya. Dia merasa sedih tentang kehidupan asmaranya yang mulai didatangi 'parasit'. Ada wanita lain yang menarik perhatian lelakinya. Semula dia menganggap parasit itu hanya akan bertahan sebentar. Tapi anggapannya itu salah, karena parasit itu lambat laun ingin menjadi inang. Rumput tetangga memang lebih hijau, pepatah itu mungkin yang diamini sang parasit. Jika kau bisa merebut punya orang lain itu akan lebih menyenangkan. Begitu mungkin pikirnya. Temanku itu trauma. Dia mulai dihantui dengan pesan atau panggilan dari si parasit. Banyak pesan yang mengatakan "seharusnya kau tinggalkan lelaki itu, dia sudah bersamaku sekarang. Tidak capekkah kau mengemis terus agar dia tetap disisimu?" Temanku itu menangis. Apa yang dia lakukan sampai si parasit itu mengusik hidupnya. Apa dia pernah merebut miliknya? Atau mungkin menyakitinya? Temanku itu tidak mengenal wanita parasit itu. Dia hanya tiba-tiba muncul, merusak hubungan

Kekasih

Kemarin lelaki itu bercerita tentang wanitanya. Wanita itu rumit, katanya. Kekasihnya itu suka sekali berubah dalam sekejap. Dia akan bersikap manja sekarang dan sedetik kemudian dia akan jutek. Aku bingung, keluhnya. Semua yang dia mau sudah kulakukan. Dia ingin aku begini, aku lakukan. Dia ingin aku mendengarnya, aku lakukan. Aku ikuti dia hingga rasanya aku kehilangan jalanku. Ucapnya lagi. Lelaki itu kelihatan mulai meragukan wanitanya. Apa dia benar mencintaiku apa adanya? tanyanya. Sedang sekarang wanita itu bercerita tentang lelakinya. Lelaki itu abstrak, katanya. Dia merasa kekasihnya itu berubah. Kekasihnya itu suka membantahnya sekarang, dulu dia begitu manis. keluhnya. Semua yang kukatakan padanya adalah demi kami, agar hubungan ini berjalan baik. Tidak pernah terpikir olehku untuk mendiktenya, aku hanya ingin dia semakin baik kedepannya. Ucapnya lagi. Wanita itu mulai meragukan lelakinya. Apa benar dia mencintaiku sepenuhnya? tanyanya. Kau tidak akan pernah mengerti

KITA

Teman. kita memang belum lama menjalin hubungan pertemanan ini. Mungkin ini hanya segelintir dari waktu yang kita jalani. Kita cukup banyak tertawa bersama walau sedikit menangis bersama. Kawan. kita memang sering berbeda. Kadang bertengkar, kadang saling diam. Banyak keluhan dan kejengkelan yang kita umbar dalam hubungan kita. Banyak ketidaksetujuan satu dengan yang lain. Sahabat. kita memang saling berteriak tapi disitu kita saling berpeluk. Kita memeluk dengan cara yang beda. Kita memaki, emosi, berdiam itu cara kita memeluk. Kau, aku, dia tau bahwa sebenarnya kita saling menyayangi. Saudara. kita memang kelak akan berpisah. Kita tidak akan terus bersama karena kehidupan terus berjalan. Kalian dengan masadepan dan aku pun begitu. Tapi kelak kita akan berpelukan kembali. Akan bercanda kembali. Berbagi kembali seperti hari ini. karena dimasadepanku selalu ada kalian. Masadepan yang lengkap bila kita terus bersahabat. Buat Kelompok belajar :’)

seseorang yang berbeda

Tentang kita di masalalu. Tentang aku yang mencintaimu dan kau pun begitu. Perjalanan yang lalu begitu membekas, begitu dalam diingatanku. Tentang kita yang bahagia dengan cara kita saling menunjukkan cinta. Dulu kau berkata “sebelumnya aku tidak pernah sebahagia ini, sejak denganmu aku merasa lengkap”. Aku pun merasa yang sama. Aku takut kehilanganmu. Semuanya menjadi baik asal kau masih denganku. tapi itu berlalu. Masa dimana kita begitu bahagia. Bahagia karena saling memiliki. Kita memutuskan untuk mengakhiri semuanya. Kau pergi dariku dan aku pun begitu. kau memilih meninggalkan jejak dalam hidup ku bukan menjadi pemilik disana. aku memilih meninggalkan bekas dalam hidup mu bukan menjadi rumah disana. Kita sepakat akan ‘memisahkan’ kebahagian kita. Menjadikannya masing-masing tanpa ada kata ‘bersama’. Tidak ada lagi “aku bahagia bersamamu” “aku tidak bisa bila tidak denganmu”. “Aku rasa kita sudah berbeda. Bahagiaku bukan bahagiamu lagi” “Aku ingin semua in

tidak mengapa

Wanita itu begitu pesimis. dia tidak pernah dapat mengutarakan, dia hanya memendam. Banyak yang menggeram dengan sikapnya. kenapa kau tidak mendekatinya? Kenapa tidak memberinya tanda-tanda tentang perasaanmu? Kenapa begitu bodoh dengan hanya berdiam? Kenapa malah sembunyi dan melihatnya dari jauh? wanita itu diam. dia sebenarnya juga bingung dengan dirinya. dia hanya sibuk menerka-nerka tentang perasaan lelaki itu. apa dia menyukaiku juga? Apa jika aku mendekatinya dia akan menyambutku? apa yang dia pikirkan bila dia tau perasaan ku? Apa dia berpikir aku layak buatnya? Mungkin bagi orang lain pemikirannya itu picik. Bagaimana kita tau hasilnya bila kita saja belum mencoba. wanita itu pun berpikir hal yang sama karena itu dia tidak mencoba. Dia sudah tau hasil dari perasaannya. dia tau jawabannya saat dia melihat mata lelaki itu. Ada orang lain dimatanya, wanita yang tidak dikenalnya dan itu bukan dia. dia tidak ada disana. dia tidak disamb

berjalan

Tidak ada yang bisa kita lakukan pada waktu. waktu yang membuat kita jadi masalalu. Waktu yang tidak akan mengingat kenangan tentang kita dihari lusa. Pada keesokan hari hanya akan ada lembaran kosong yang siap ditorehkan hal baru yang bertintakan ‘waktu’. Aku memiliki banyak waktu dalam hidup, waktu yang akan menimpa waktu lain yang berisi tentangmu. waktuku tidak lagi memprioritaskan mu. Mungkin karena waktumu pun begitu. Aku termasuk orang yang suka mengenang, tapi tidak dengan waktu. dia terus berjalan meninggalkan kenangan yang berusaha kugenggam erat. sampai pada akhirnya waktuku pun menang. dia memudarkan semuanya. memudarkan mu dengan yang baru.

balon

Waktu itu tepat seperti hari ini. Langit berawan gelap dan ntah apa yang diinginkannya. Dia seperti ingin menangis tapi seakan menahannya. aku ingat tentang hari itu. Hari dimana aku sama seperti langit. aku memang ada “diatas” tapi ntah mengapa aku merasa lebih baik “dibawah” saja. kamu membawaku ke awan. Membawaku ketempat ternyaman yang pernah aku rasakan. Membuatku merasakan yang namanya ‘permen kapas’ rasa cinta. membuatku melayang seperti balon. Balon. ternyata aku memang seperti balon. Mudah sekali membesar hanya karna di tiup dengan angin. Mudah sekali terbang hanya karna angin. Hingga akhirnya meledak karna angin juga. Kamu adalah angin yang menjadikan aku ‘balon’. Angin yang akhirnya membuatku sadar bahwa benda ‘tipis’ seperti ku tidak berarti sama sekali buatmu

buatmu

Aku suka caramu memperlakukanku. caramu menunjukkan cintamu padaku. caramu meredakan amarahku. caramu menarik perhatianku. aku tau semua ini pernah dirasakan orang lain, masa lalumu. kamu pernah membuat gadis lain merasakan hal yang aku rasakan saat ini. aku bukan yang pertama dan paling istimewa merasakan ini semua darimu. ada yang terasa sakit disini saat aku memikirkan itu, ada banyak pertanyaan bodoh yang membuatku meragu karenanya. apakah semua ini hanya ‘keterbiasaan’ mu? apa aku hanya seperti mereka? Dibuai lalu dibuang? Apa aku hanya ‘senilai’ mereka yang dulu buatmu? Apa aku juga akan hanya jadi masalalu mu nanti? Dihubungan ini memang bukan hanya kita didalamnya. ada mereka, masalalu. aku sungguh merasa terganggu dengan itu. aku merasa itu nanti akan menggerogotimu, menjauhkan mu dariku. Sampai akhirnya kamu berkata “kamu memang bukan yang awal dihidupku. Ada mereka yang dulu aku cintai sebelum kamu. Mungkin kamu berpikir aku menyamakanmu d

sulit

Kau tau bagaimana rasanya saling menginginkan tapi memilih saling mengabaikan? Lelaki itu tau bagaimana rasanya. Saat gadisnya pergi dan dia membiarkannya. Gadis itu tau, orang lain pun tau apa yang mereka rasakan, tapi saling sepakat untuk meniadakannya. “aku tau kita sama. Aku ada disini” gadis itu menyentuh dada lelaki itu. “Aku pergi bukan untuk melupakanmu, aku pergi untuk kita. Aku belum siap untuk semua yang akan menimpa kita nanti, bila hubungan ini diperjelas. Biarkan ini mengapung hingga sampai pada ujungnya” Lelaki itu tersenyum tulus dan berkata “aku pun berpikir yang sama. Aku memang akan pergi jauh darimu. Bukan krn aku ragu pada perasaan kita tapi krn aku ingin melihatmu disana, digaris akhir yang Tuhan ciptakan hanya untuk kita” Mereka memang gila. Dalam hubungan memang banyak cobaan yang akan menerpanya maka itu cinta harus diperjuangkan. lalu apa yang sebenarnya dilakukan dua orang ini? Bagaimana bisa kau bertemu di ‘finish’ bila kau tidak

mendengar

Lelaki itu diam disana, ntah sedang melihat apa atau memikirkan apa.  Mata itu kosong dan ada segurat sendu disana. aku melihat kearahnya melihat, oh aku tau sekarang apa yang dilihatnya. dia sedang melihat sepasang kekasih atau mungkin mereka hanya teman yang sedang tertawa dengan suasana yang hangat, membuat orang lain yang melihatnya menjadi iri. Tiba-tiba dia berbicara “kau tau siapa yang sedang tertawa dengan gadis disana itu?” “Tidak” kataku. Aku heran kenapa lelaki ini tiba-tiba bertanya hal yang pasti tidak aku tau jawabannya. Aku hanya melihatnya sedih tp ternyata dia mulai bercerita tentangnya padaku. Mungkin dia butuh seseorang mendengarkannya, jadi aku memilih menyiapkan telinga ku. “Aku menyukai gadis itu” “Aku menyukainya sejak lama, dia temanku” “Aku suka dengan senyumanya, suara tawanya, suara isakan tangisnya, ekspresi amarahnya, salah tingkahnya, semuanya. Aku suka semuanya” “Kau tau kenapa aku menyukainya?” Lagi-lagi aku hanya diam, aku

beruntung

Hari ini tepat dimana kamu menyatakan cinta dan menyampaikan keinginanmu menjadikanku ‘milikmu’ Aku ingat itu beberapa bulan yang lalu, tepatnya beberapa tahun yang lalu. kamu masih sama, masih dia yang kucinta. aku tidak tau apa yang membuatmu terpesona denganku, hahaha. Aku ingat waktu itu kamu meralat kata-kata ku dengan berkata “aku tidak terpesona dengan mu, aku hanya langsung jatuh cinta dengan mu” Aku terpaku. Kenapa bisa lelaki sepertimu begitu gamblang mengatakan kata itu tanpa tau apa yang aku rasakan padamu, tanpa tau apa aku akan menyambutmu atau tidak. Seakan tau apa yang aku pikirkan, kamu langsung mendekat dan mengelus kepalaku “aku tau kamu terkejut, ragu dengan apa yang aku katakan saat ini padamu. Tapi izinkan aku membuatmu merasakan tanpa harus membuatmu mengerti tentang apa yang aku rasakan saat ini. Aku akan membuatmu merasakan cinta yang kupunya untukmu, membuatmu merasakan bahwa memang aku yang terbaik buatmu” Saat itu aku merasa ada yang

apa kau tau?

Jangan menguji ku terus seperti ini. jangan mengabaikan ku terus seperti ini. kau tau? Kata “lelah” nanti bisa berubah jadi kata “baiklah”. Apa kau tau bagaimana jika seseorang merasakan baik setelah sebelumnya merasa lelah? Dia akan pergi. kau tau kenapa dia pergi? Itu karena dia ingin meraih “kebaikannya” Kau tau dimana “kebaikan” itu berada? Dia ada jauh darimu, jauh dari rasa yang sering kau namakan “cinta” kau tau apa yang ingin ku sampaikan? Ah aku rasa kau tau jawaban yang ini. tapi aku akan menyampaikan langsung agar tebakanmu semakin jelas. “Aku tau kau yang telah memulai semua ini, menyuguhkanku rasa nyaman, rasa sayang, rasa dibutuhkan, sampai rasa yang mengatakan ‘kau segalanya’. Aku tau aku sudah ada dilingkaran ini, lingkaran ‘abu-abu’ yang kau ciptakan untukku. Tapi aku ingin kau tau bahwa apa yang kau mulai akan ku akhiri bila kau terus membuatku seperti ini. Seperti ada tapi sebenarnya tidak ada, untukmu”

aku tau

Katakan aku sentimentil. Katakan aku terlalu mellow. 90% hati, 10% otak itu yang aku pakai saat aku bersamamu. Aku tau hanya aku dihubungan ini, tp aku abaikan. aku tau hanya aku yg merindu, lagi aku abaikan. aku tau hanya aku yg ingin selalu dekat denganmu, dan itu juga kuabaikan. aku tau kamu menjadikan ku “santapan selingan”, dan itu aku abaikan. berulang kali kamu jadikan hubungan ini layaknya layangan, aku tau. berulang kali hatiku kamu jadikan ajang lempar lembing, aku tau. berulang kali pula aku mengelus dada, menyembuhkan hati “aku mencintainya meski hanya ada aku disini” Dulu semuanya indah, saat kamu selalu ada buat aku, saat kamu meyakinkan kita punya rasa yang sama, saat bukan hanya ada aku dihubungan ini tp ada kita. ada yang berkata “pintarlah sedikit, buka pikiranmu. Bukan hanya dia pria didunia ini” “Memang banyak pria didunia ini, tp hanya dia yang ku mau menjadi pria didunia ku” kamu tau? Dia diam, bukan karena dia setuju denganku tp karena

biarpun

hari ini terasa penat. sangat penat. aku memikirkan “kita”, mungkin hanya aku yang memikirkan kata itu. kita menjalin hubungan ini cukup lama. aku mengenal baik kamu, mungkin kamu juga. belakangan ada yang aneh dengan kita. sebenarnya kamu, hanya kamu yang aneh. aku diam dengan semua kejanggalan ini, aku tahu kamu berubah seolah ingin pergi atau mungkin menyuruhku pergi. aku tidak akan pergi dan kamu tahu apa sebabnya. dan aku tidak akan membiarkan kamu pergi dan kamu juga tahu apa sebabnya. ini bukan soal lama hubungan ini, bukan soal seberapa sayangnya waktu yang kita jalani bersama. tapi ini soal pentingnya kamu buat aku, betapa aku ingin hidup lama dengan kamu, betapa aku mendambakan ada kamu disetiap aliran darah ditubuhku, betapa aku ingin kamu juga sama seperti aku. perasaan ini bukan sesentimentil yang kamu pikir, perasaan ku ini melebihi yang kamu pikirkan. mungkin buat kamu ini gampang, aku hanya perlu berpaling lalu semuanya lenyap. bukan. bukan s

untitle

Hari itu kita bertemu. bukan tipe pertemuan yang tidak disengaja, tp memang pertemuan itu kita hadiri karena kita adalah peserta didalamnya. saat itu kau terlihat tampan, ah bukan terlihat tampan tapi karena kau memang selalu tampan dimataku. kau tau? aku gugup. banyak yang aku pikirkan dan lakukan agar tidak ada disana. tapi memang hatiku yang tidak memiliki aturan memerintah otakku untuk menjadikannya masuk akal agar aku datang keacara itu. aku yang lemah atau memang perasaan “menyedihkan” ini yang terlalu kuat hingga aku ada disana, melihatmu. mulutku sibuk berbincang, gigi ku sibuk mengunjukkan diri tapi ditempat lain otak ku sibuk meredakan detak jantungku. hatiku berkata “itu dia, lihat dia, dia yang kau rindu bukan?”, mataku menanggapi hati dengan cepat dan dia langsung mengarah padamu. otakku langsung menyentak dan berkata “apa yang kau lihat! palingkan matamu sebelum ada yang berdarah disini!” tubuhku tidak merespon dia malah mematung. otakku heran, k

Terlalu Terlihat

Kemarin ada yang berkata padaku “kau masih mengingatnya?” aku tertawa “dia siapa yang kau maksud?” “tidak, aku pikir kau masih sendiri seperti ini karna dia”, lalu tersenyum sungkan. “apa kelihatan seperti itu”, ucapku datar. “oh maaf. bukan maksudku mengungkit masa lalu, hanya aku merasa kau menutup diri dan seperti menanti seseorang”, dia tersenyum tulus. Aku diam dan tidak menjawab lagi, aku mati kata. apakah terlalu kelihatan seperti itu? sampai-sampai orang yang tidak terlalu dekat dengan ku pun mampu menebak dengan sangat tepat. mungkin tanpa aku sadari aku menunggunya sejak dulu, didepan pintu hatiku. menunggunya sampai kaki ku jenuh merasa sakit, mungkin mati rasa. kami memang tidak sempat menjadi kita, tapi hati ku terlalu bodoh sampai menjadikannya satu-satunya disana. logika ku berbisik “dikatakan cinta bukan hanya karna kau saja yang merasakannya, tp “dia” juga harus merasakannya” karena itulah aku memaksa hati untuk sepakat dengan logika tentang