Langsung ke konten utama

Pemeran utama

Sebenarnya apa yang kau pikirkan tentang 'pemeran utama' atau pemain andalan disebuat film ataupun serial.
kenapa peran yang seperti itu selalu diidamkan di film atau di dunia nyata?
Peran yang selalu jadi sorotan, peran yang selalu berlimpah keberuntungan, cinta, dan kebaikan yang didambakan semua orang disekelilingnya.

Aku orang yang tidak terpaku dengan pemeran utama di film ataupun serial, aku lebih suka memperhatikan pemeran kedua ataupun pendukungnya.
kenapa orang-orang selalu suka menjadi sorotan dengan image yang nyaris sempurna?
menurutku pemeran utama itu adalah antagonis yang dikemas. Dia dibuat cantik diluar tapi sebenarnya adalah penjahat dari semua itu.
Coba dipikirkan, bagaimana peran kedua ataupun peran pembantu tidak memusuhinya bila dia si peran utama selalu saja dapat yang terbaik. Bukankah tidak adil bila itu hanya didapat olehnya?

Tidak semua yang terlihat baik itu adalah baik. Lihatlah dari sudut pandang yang lain juga. Tidak semua yang putih akan selalu putih jika kau melihat keseluruhannya.
setiap peran pada dasarnya memiliki egonya sendiri.
bukankah manusia harus memiliki ego baru dapat dikatakan manusia?

Jadi, pemeran utama ataupun bukan hidup akan lebih baik jika kau tidak terlalu mendambakan yang baik saja buatmu. Bagilah kesekelilingmu, maka kau akan menjadi pemeran utama yang bukan 'dikemas'.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mereka yang tak berucap

Dia terus berangan tentang ‘orang itu’. Dia berhayal seandainya kami dapat bertemu kembali, mungkin sebaiknya saat itu lebih lama. Bukan maksud merendahkan dirinya sendiri tapi dia ingin melihat ‘orang itu’ lebih lama. Semua kenangan penuh dengannya seperti kaset rusak yang hanya mengulang hal itu-itu saja. Sebenarnya apa yang terjadi dengan dia dan ‘orang itu’, tidak ada. Sebenarnya apa yang telah dia dan orang itu ungkapkan, tidak ada. Karena tidak ada maka menimbulkan sesak didada.  Berdebat dengan diri sendiri itu menyusahkan, dia tidak bisa menang atas pikirannya sendiri dan tidak bisa kalah atas pilihan hatinya. Dia melihat dari tempat yang aman saat bersamanya, dia tidak ingin menonjol apalagi sampai mengusik ‘orang itu’. Tapi yang terjadi bukan hanya dia yang memperhatikan sesekali diapun diperhatikan. menganggap itu hanya kebetulan tapi terjadi berulang, menganggap itu hanya hayalan tapi terjadi secara nyata. Orang itu bukan hanya sekali melihatnya, bukan hanya se

There's nothing to forgive

“masuk dong Rei, anak-anak pada nanyain elo tuh” “bentar, 5 menit lagi gue masuk kok” “lagian ngapain sih loe dari tadi ngeliatin langit mulu? emang ada yang mau turun? Atau mungkin bakal ada bintang jatuh malam ini?” “hmm...” “just 5 minute, ok?” “hmm..” Ntah apa yang dipikirkan wanita itu, mungkin dia mengalami saat yang sulit saat ini. Dia menengadahkan wajahnya kelangit, mengembuskan nafasnya perlahan seakan paru-parunya akan meledak sebentar lagi karena terlalu banyak udara yang dihirupnya. Tangannya dibiarkan lemas disisinya, membiarkan rambutnya berantakan karena angin yang semakin kencang menghantam tubuhnya. Tapi anehnya dia tidak pernah mengerjapkan mata, dia terus membukanya meski angin mengiris sakit kedalam. Menganggapnya tak apa asal angin membawa bebannya sekarang tanpa meninggalkan bekas untuknya. Menghempaskan kenangan itu pergi jauh agar dia bisa kembali menatap kenyataan tanpa takut airmatanya menetes tanpa izin seperti sekarang. I'm jealous

Hubungan

Siapa yang tau soal ‘siapa lebih cinta? siapa lebih rindu? siapa lebih butuh? Atau siapa lebih sakit?’. Mungkin dia pun tidak tau, ya dia tidak tau kalau dialah yang ‘lebih’. Dia yang lebih cinta, lebih rindu, lebih butuh dan lebih sakit. Siapa yang tau soal ‘sampai kapan mencoba? sampai kapan bertahan? sampai kapan berdiam? Atau sampai kapan bisa berdusta?’. Mungkin dia tau, ya karena dia telah berhenti mencoba, berhenti bertahan, berhenti terdiam dan berhenti berdusta. Dia berkata “berjuanglah”, tapi dia tidak ikut berjuang denganmu. Ah dia memang begitu pikirmu, mengganggapnya biasa karena kamu mencintainya. Dia berkata ‘tunggulah’, tapi dia begitu lama menghampirimu. Ah dia memang begitu pikirmu, mengganggapnya biasa karena kamu menghargainya. Memberinya waktu agar dia merasa ‘kamu berarti’, memberinya jarak agar dia merasa ‘rindu’, memberinya kesempatan agar sadar ‘dia mencintaimu’. Dan memberimu fakta ‘dia tidak mencintaimu’ Mencoba semua yang dia bisa, mengkomprom