Langsung ke konten utama

biarpun

hari ini terasa penat. sangat penat.
aku memikirkan “kita”, mungkin hanya aku yang memikirkan kata itu.
kita menjalin hubungan ini cukup lama. aku mengenal baik kamu, mungkin kamu juga.
belakangan ada yang aneh dengan kita. sebenarnya kamu, hanya kamu yang aneh.
aku diam dengan semua kejanggalan ini, aku tahu kamu berubah seolah ingin pergi atau mungkin menyuruhku pergi.
aku tidak akan pergi dan kamu tahu apa sebabnya.
dan aku tidak akan membiarkan kamu pergi dan kamu juga tahu apa sebabnya.
ini bukan soal lama hubungan ini, bukan soal seberapa sayangnya waktu yang kita jalani bersama.
tapi ini soal pentingnya kamu buat aku, betapa aku ingin hidup lama dengan kamu, betapa aku mendambakan ada kamu disetiap aliran darah ditubuhku, betapa aku ingin kamu juga sama seperti aku.
perasaan ini bukan sesentimentil yang kamu pikir, perasaan ku ini melebihi yang kamu pikirkan.
mungkin buat kamu ini gampang, aku hanya perlu berpaling lalu semuanya lenyap.
bukan. bukan seperti itu.
sekalipun aku berpaling, sekalipun aku berpindah atau mungkin aku menghilang perasaan itu akan ada disana.
ditempat yang hanya ada kamu disana, ditempat yang tidak menyediakan space buat orang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan

Hal mendekati dan didekati itu lebih rumit bahkan lebih menyakitkan daripada meninggalkan dan ditinggalkan. Mereka adalah dua orang yang tidak begitu kenal dengan salah satu orangnya merasa ingin mengenal lebih dekat. Seiring berjalannya waktu tidak ada yang sepakat bahwa mereka akan menjadi siapa, menjadi si pendekat atau menjadi yg didekati. Semuanya terasa lengkap karena komunikasi, semuanya terasa nyaman karena perhatian, semuanya terasa nyata karena kata-kata indah. Tidak ada yang mengaku atau menyangkal tentang apa yang terjadi, tentang perasaan yang muncul atau mungkin perasaan yang berlalu pergi. perasaan siapa yang muncul? Lalu perasaan siapa yang pergi? Lagi-lagi tidak ada yang mengaku. Pendekatan bukan hal yang mudah buat pemula dan tidak juga gampang buat dia yang sudah berulang mengalami. Karena perasaan yang muncul sesudahnya bukanlah mainan yang kemudian bosan lalu beralih ke yang lain. Karena perasaan yang berlalu pergi tidak dapat disalahkan dalam hal mencoba. Si

Setidaknya

Berlari saat kau ingin berlari akan memberimu tenaga penuh untuk pergi. Tapi berlari saat kau ingin tetap tinggal jangankan tenaga buat tegak diatas kedua kaki saja kau tak akan sanggup. Aku tidak kuat untuk berdiri, rasanya aku hanya akan terbaring menangis sampai air mataku kering dan tenagaku terkuras habis. Aku ingin pergi berlari sekencang kencangnya, pergi menyembuhkan sesak yang terasa bahkan saat aku tak         bernafas. Kemana aku harus pergi jika seluruh organku tak terasa, mereka memilih mati mengikutmu. Dan disinilah aku sekarang. Akhirnya aku bisa berdiri bukan? Akhirnya bisa berlari bukan? Ya, pada memang bisa pergi. Tidak lagi melihatmu, mendengarmu, memelukmu tapi tetap merindukanmu. Setidaknya biarkan saja pergiku sejauh ini dulu sampai mereka kuat berjalan dan senang berlari.

sewajarnya

Aku menemukan yang baru dihidupku. Aku ditinggalkan seseorang dan aku ditemukan seseorang yang lain. Segala sesuatu memang harus berganti. Bertemu dan nanti harus berpisah. Tidak ada yang abadi didunia ini, terlebih sesuatu yang dicintai. Ntah kenapa semakin besar kau mencintai, semakin besar pula peluang berpisah. Jangan merasakan dengan 'terlalu' karena kelak kau juga akan merasakan sakit yang 'terlalu'. Dari dia yang meninggalkan ku, aku menemukan dia yang takut ditinggal olehku. Dia khawatir aku tidak bisa melupakan masalaluku. Dia takut aku membalas semua rasa sakitku padanya. Dia wajar merasakan hal itu, siapa yang tak takut kalau orang yang dicintainya pergi? Aku pernah merasakan sakitnya dicampakkan. Sakitnya ditinggalkan saat aku masih 'terlalu' cinta. Aku tau betul bagaimana rasanya remuk. dan aku tidak akan pernah membuatnya merasakan itu. Tidak akan ku buat dia yang telah 'menyembuhkan' ku merasakan luka. Aku memang tidak terl