Terkadang aku berpikir, kenapa selalu ada pertengkaran dalam sebuah hubungan.
Apa mungkin emosi memudahkan seseorang untuk mengungkapkan kegelisahannya, atau malah membuat sesal seseorang terasa lebih pekat.
"Jadi maunya kamu sekarang apa?"
Itu pertanyaan yang sering terucap.
Seakan itu adalah alasan untuk mengakhiri hubungan, tapi sebenarnya itu hanya alasan untuk mengakhiri perdebatan.
Kau hanya harus memilih diantar kedua jawaban tadi. Hanya ingin merasa lega atau malah ingin menyesal.
"Aku mau kita berhenti berdebat" atau "aku mau kita berakhir"
Ingatlah, saat kau memilih berbalik arah kau tidak akan menemui jalan yang sama meski kau kembali kearah sebelumnya. Tidak akan ada yang sama setelah sesudahnya.
Tidak ada penawar untuk sesal sekalipun kau menawarkan seluruh waktumu.
Apa mungkin emosi memudahkan seseorang untuk mengungkapkan kegelisahannya, atau malah membuat sesal seseorang terasa lebih pekat.
"Jadi maunya kamu sekarang apa?"
Itu pertanyaan yang sering terucap.
Seakan itu adalah alasan untuk mengakhiri hubungan, tapi sebenarnya itu hanya alasan untuk mengakhiri perdebatan.
Kau hanya harus memilih diantar kedua jawaban tadi. Hanya ingin merasa lega atau malah ingin menyesal.
"Aku mau kita berhenti berdebat" atau "aku mau kita berakhir"
Ingatlah, saat kau memilih berbalik arah kau tidak akan menemui jalan yang sama meski kau kembali kearah sebelumnya. Tidak akan ada yang sama setelah sesudahnya.
Tidak ada penawar untuk sesal sekalipun kau menawarkan seluruh waktumu.
Komentar
Posting Komentar