Katakan aku sentimentil. Katakan aku terlalu mellow. 90% hati, 10% otak itu yang aku pakai saat aku bersamamu.
Aku tau hanya aku dihubungan ini, tp aku abaikan.
aku tau hanya aku yg merindu, lagi aku abaikan.
aku tau hanya aku yg ingin selalu dekat denganmu, dan itu juga kuabaikan.
aku tau kamu menjadikan ku “santapan selingan”, dan itu aku abaikan.
berulang kali kamu jadikan hubungan ini layaknya layangan, aku tau.
berulang kali hatiku kamu jadikan ajang lempar lembing, aku tau.
berulang kali pula aku mengelus dada, menyembuhkan hati “aku mencintainya meski hanya ada aku disini”
Dulu semuanya indah, saat kamu selalu ada buat aku, saat kamu meyakinkan kita punya rasa yang sama, saat bukan hanya ada aku dihubungan ini tp ada kita.
ada yang berkata “pintarlah sedikit, buka pikiranmu. Bukan hanya dia pria didunia ini”
“Memang banyak pria didunia ini, tp hanya dia yang ku mau menjadi pria didunia ku”
kamu tau? Dia diam, bukan karena dia setuju denganku tp karena dia capek menanggapi ce gila sepertiku itu terlihat jelas dari senyum sinis dan usapan tangan dimukanya. Dia capek dengan pemikiranku.
Aku memang mengutamakanmu, menomorduakan diriku.
aku lebih mencintaimu daripada mencintai diriku sendiri.
aku tau, dan aku tetap mengabaikannya.
Aku tau hanya aku dihubungan ini, tp aku abaikan.
aku tau hanya aku yg merindu, lagi aku abaikan.
aku tau hanya aku yg ingin selalu dekat denganmu, dan itu juga kuabaikan.
aku tau kamu menjadikan ku “santapan selingan”, dan itu aku abaikan.
berulang kali kamu jadikan hubungan ini layaknya layangan, aku tau.
berulang kali hatiku kamu jadikan ajang lempar lembing, aku tau.
berulang kali pula aku mengelus dada, menyembuhkan hati “aku mencintainya meski hanya ada aku disini”
Dulu semuanya indah, saat kamu selalu ada buat aku, saat kamu meyakinkan kita punya rasa yang sama, saat bukan hanya ada aku dihubungan ini tp ada kita.
ada yang berkata “pintarlah sedikit, buka pikiranmu. Bukan hanya dia pria didunia ini”
“Memang banyak pria didunia ini, tp hanya dia yang ku mau menjadi pria didunia ku”
kamu tau? Dia diam, bukan karena dia setuju denganku tp karena dia capek menanggapi ce gila sepertiku itu terlihat jelas dari senyum sinis dan usapan tangan dimukanya. Dia capek dengan pemikiranku.
Aku memang mengutamakanmu, menomorduakan diriku.
aku lebih mencintaimu daripada mencintai diriku sendiri.
aku tau, dan aku tetap mengabaikannya.
Komentar
Posting Komentar