Langsung ke konten utama

buatmu

Aku suka caramu memperlakukanku.
caramu menunjukkan cintamu padaku.
caramu meredakan amarahku.
caramu menarik perhatianku.
aku tau semua ini pernah dirasakan orang lain, masa lalumu.
kamu pernah membuat gadis lain merasakan hal yang aku rasakan saat ini.
aku bukan yang pertama dan paling istimewa merasakan ini semua darimu.
ada yang terasa sakit disini saat aku memikirkan itu, ada banyak pertanyaan bodoh yang membuatku meragu karenanya.
apakah semua ini hanya ‘keterbiasaan’ mu?
apa aku hanya seperti mereka? Dibuai lalu dibuang?
Apa aku hanya ‘senilai’ mereka yang dulu buatmu?
Apa aku juga akan hanya jadi masalalu mu nanti?
Dihubungan ini memang bukan hanya kita didalamnya. ada mereka, masalalu.
aku sungguh merasa terganggu dengan itu.
aku merasa itu nanti akan menggerogotimu, menjauhkan mu dariku.
Sampai akhirnya kamu berkata “kamu memang bukan yang awal dihidupku. Ada mereka yang dulu aku cintai sebelum kamu. Mungkin kamu berpikir aku menyamakanmu dengan mereka. Itu benar, aku tidak menampik itu. Dulu aku mencintai mereka dengan sepenuh hatiku, dan sekarang pun aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku”
Tanpa sadar aku menangis, ini sakit.
“Tapi kamu tidak tau, bagaimana hal yang berusaha aku ‘samakan’ menjadi berbeda saat berhadapan denganmu. Aku ternyata mencintaimu melebihi ‘sepenuh hatiku’ tapi aku mencintaimu dengan ‘seluruh hidupku’. Jadi ku mohon jangan pernah meragukan ku dengan berpikir bahwa kamu sama dengan mereka, masalaluku” katamu tersenyum.
waktu memang tidak dapat diputar kembali hanya agar kau menjadi yang pertama.
Tp ingatlah waktu yang berjalan terus menjadi hari baru selalu menjanjikanmu menjadi yang terakhir dan aku akan menantikan itu, menjadi yang terakhir buatmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan

Hal mendekati dan didekati itu lebih rumit bahkan lebih menyakitkan daripada meninggalkan dan ditinggalkan. Mereka adalah dua orang yang tidak begitu kenal dengan salah satu orangnya merasa ingin mengenal lebih dekat. Seiring berjalannya waktu tidak ada yang sepakat bahwa mereka akan menjadi siapa, menjadi si pendekat atau menjadi yg didekati. Semuanya terasa lengkap karena komunikasi, semuanya terasa nyaman karena perhatian, semuanya terasa nyata karena kata-kata indah. Tidak ada yang mengaku atau menyangkal tentang apa yang terjadi, tentang perasaan yang muncul atau mungkin perasaan yang berlalu pergi. perasaan siapa yang muncul? Lalu perasaan siapa yang pergi? Lagi-lagi tidak ada yang mengaku. Pendekatan bukan hal yang mudah buat pemula dan tidak juga gampang buat dia yang sudah berulang mengalami. Karena perasaan yang muncul sesudahnya bukanlah mainan yang kemudian bosan lalu beralih ke yang lain. Karena perasaan yang berlalu pergi tidak dapat disalahkan dalam hal mencoba. Si

Setidaknya

Berlari saat kau ingin berlari akan memberimu tenaga penuh untuk pergi. Tapi berlari saat kau ingin tetap tinggal jangankan tenaga buat tegak diatas kedua kaki saja kau tak akan sanggup. Aku tidak kuat untuk berdiri, rasanya aku hanya akan terbaring menangis sampai air mataku kering dan tenagaku terkuras habis. Aku ingin pergi berlari sekencang kencangnya, pergi menyembuhkan sesak yang terasa bahkan saat aku tak         bernafas. Kemana aku harus pergi jika seluruh organku tak terasa, mereka memilih mati mengikutmu. Dan disinilah aku sekarang. Akhirnya aku bisa berdiri bukan? Akhirnya bisa berlari bukan? Ya, pada memang bisa pergi. Tidak lagi melihatmu, mendengarmu, memelukmu tapi tetap merindukanmu. Setidaknya biarkan saja pergiku sejauh ini dulu sampai mereka kuat berjalan dan senang berlari.

sewajarnya

Aku menemukan yang baru dihidupku. Aku ditinggalkan seseorang dan aku ditemukan seseorang yang lain. Segala sesuatu memang harus berganti. Bertemu dan nanti harus berpisah. Tidak ada yang abadi didunia ini, terlebih sesuatu yang dicintai. Ntah kenapa semakin besar kau mencintai, semakin besar pula peluang berpisah. Jangan merasakan dengan 'terlalu' karena kelak kau juga akan merasakan sakit yang 'terlalu'. Dari dia yang meninggalkan ku, aku menemukan dia yang takut ditinggal olehku. Dia khawatir aku tidak bisa melupakan masalaluku. Dia takut aku membalas semua rasa sakitku padanya. Dia wajar merasakan hal itu, siapa yang tak takut kalau orang yang dicintainya pergi? Aku pernah merasakan sakitnya dicampakkan. Sakitnya ditinggalkan saat aku masih 'terlalu' cinta. Aku tau betul bagaimana rasanya remuk. dan aku tidak akan pernah membuatnya merasakan itu. Tidak akan ku buat dia yang telah 'menyembuhkan' ku merasakan luka. Aku memang tidak terl