Aku suka caramu memperlakukanku.
caramu menunjukkan cintamu padaku.
caramu meredakan amarahku.
caramu menarik perhatianku.
aku tau semua ini pernah dirasakan orang lain, masa lalumu.
kamu pernah membuat gadis lain merasakan hal yang aku rasakan saat ini.
aku bukan yang pertama dan paling istimewa merasakan ini semua darimu.
ada yang terasa sakit disini saat aku memikirkan itu, ada banyak pertanyaan bodoh yang membuatku meragu karenanya.
apakah semua ini hanya ‘keterbiasaan’ mu?
apa aku hanya seperti mereka? Dibuai lalu dibuang?
Apa aku hanya ‘senilai’ mereka yang dulu buatmu?
Apa aku juga akan hanya jadi masalalu mu nanti?
Dihubungan ini memang bukan hanya kita didalamnya. ada mereka, masalalu.
aku sungguh merasa terganggu dengan itu.
aku merasa itu nanti akan menggerogotimu, menjauhkan mu dariku.
Sampai akhirnya kamu berkata “kamu memang bukan yang awal dihidupku. Ada mereka yang dulu aku cintai sebelum kamu. Mungkin kamu berpikir aku menyamakanmu dengan mereka. Itu benar, aku tidak menampik itu. Dulu aku mencintai mereka dengan sepenuh hatiku, dan sekarang pun aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku”
Tanpa sadar aku menangis, ini sakit.
“Tapi kamu tidak tau, bagaimana hal yang berusaha aku ‘samakan’ menjadi berbeda saat berhadapan denganmu. Aku ternyata mencintaimu melebihi ‘sepenuh hatiku’ tapi aku mencintaimu dengan ‘seluruh hidupku’. Jadi ku mohon jangan pernah meragukan ku dengan berpikir bahwa kamu sama dengan mereka, masalaluku” katamu tersenyum.
waktu memang tidak dapat diputar kembali hanya agar kau menjadi yang pertama.
Tp ingatlah waktu yang berjalan terus menjadi hari baru selalu menjanjikanmu menjadi yang terakhir dan aku akan menantikan itu, menjadi yang terakhir buatmu.
caramu menunjukkan cintamu padaku.
caramu meredakan amarahku.
caramu menarik perhatianku.
aku tau semua ini pernah dirasakan orang lain, masa lalumu.
kamu pernah membuat gadis lain merasakan hal yang aku rasakan saat ini.
aku bukan yang pertama dan paling istimewa merasakan ini semua darimu.
ada yang terasa sakit disini saat aku memikirkan itu, ada banyak pertanyaan bodoh yang membuatku meragu karenanya.
apakah semua ini hanya ‘keterbiasaan’ mu?
apa aku hanya seperti mereka? Dibuai lalu dibuang?
Apa aku hanya ‘senilai’ mereka yang dulu buatmu?
Apa aku juga akan hanya jadi masalalu mu nanti?
Dihubungan ini memang bukan hanya kita didalamnya. ada mereka, masalalu.
aku sungguh merasa terganggu dengan itu.
aku merasa itu nanti akan menggerogotimu, menjauhkan mu dariku.
Sampai akhirnya kamu berkata “kamu memang bukan yang awal dihidupku. Ada mereka yang dulu aku cintai sebelum kamu. Mungkin kamu berpikir aku menyamakanmu dengan mereka. Itu benar, aku tidak menampik itu. Dulu aku mencintai mereka dengan sepenuh hatiku, dan sekarang pun aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku”
Tanpa sadar aku menangis, ini sakit.
“Tapi kamu tidak tau, bagaimana hal yang berusaha aku ‘samakan’ menjadi berbeda saat berhadapan denganmu. Aku ternyata mencintaimu melebihi ‘sepenuh hatiku’ tapi aku mencintaimu dengan ‘seluruh hidupku’. Jadi ku mohon jangan pernah meragukan ku dengan berpikir bahwa kamu sama dengan mereka, masalaluku” katamu tersenyum.
waktu memang tidak dapat diputar kembali hanya agar kau menjadi yang pertama.
Tp ingatlah waktu yang berjalan terus menjadi hari baru selalu menjanjikanmu menjadi yang terakhir dan aku akan menantikan itu, menjadi yang terakhir buatmu.
Komentar
Posting Komentar