Langsung ke konten utama

Kekasih

Kemarin lelaki itu bercerita tentang wanitanya. Wanita itu rumit, katanya. Kekasihnya itu suka sekali berubah dalam sekejap. Dia akan bersikap manja sekarang dan sedetik kemudian dia akan jutek. Aku bingung, keluhnya.
Semua yang dia mau sudah kulakukan. Dia ingin aku begini, aku lakukan. Dia ingin aku mendengarnya, aku lakukan. Aku ikuti dia hingga rasanya aku kehilangan jalanku. Ucapnya lagi.
Lelaki itu kelihatan mulai meragukan wanitanya. Apa dia benar mencintaiku apa adanya? tanyanya.

Sedang sekarang wanita itu bercerita tentang lelakinya. Lelaki itu abstrak, katanya. Dia merasa kekasihnya itu berubah. Kekasihnya itu suka membantahnya sekarang, dulu dia begitu manis. keluhnya.
Semua yang kukatakan padanya adalah demi kami, agar hubungan ini berjalan baik. Tidak pernah terpikir olehku untuk mendiktenya, aku hanya ingin dia semakin baik kedepannya. Ucapnya lagi.
Wanita itu mulai meragukan lelakinya. Apa benar dia mencintaiku sepenuhnya? tanyanya.

Kau tidak akan pernah mengerti mengapa orang lain begini dan mengapa orang lain begitu, sekalipun itu kekasihmu. Kalian tetaplah orang yang berbeda, yang memiliki pikiran dan ego masing-masing. Setiap orang yang memutuskan menjalin hubungan kekasih selalu berharap memiliki harapan yang sama, harapan saling berbagi dalam waktu yang lama.
Setiap harapan mungkin sama tapi tidak dengan cara menyampaikan harapan itu.
Tidak ada yang sama didunia, everybody is different.

Berbedalah yang membuatmu menyayanginya. berbedalah yang membuatmu nyaman dengannya.
Berbeda itu harmoni yang romantis.
Kalian memang berbeda tapi dunia tau kalian sama. Sama saling Cinta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mereka yang tak berucap

Dia terus berangan tentang ‘orang itu’. Dia berhayal seandainya kami dapat bertemu kembali, mungkin sebaiknya saat itu lebih lama. Bukan maksud merendahkan dirinya sendiri tapi dia ingin melihat ‘orang itu’ lebih lama. Semua kenangan penuh dengannya seperti kaset rusak yang hanya mengulang hal itu-itu saja. Sebenarnya apa yang terjadi dengan dia dan ‘orang itu’, tidak ada. Sebenarnya apa yang telah dia dan orang itu ungkapkan, tidak ada. Karena tidak ada maka menimbulkan sesak didada.  Berdebat dengan diri sendiri itu menyusahkan, dia tidak bisa menang atas pikirannya sendiri dan tidak bisa kalah atas pilihan hatinya. Dia melihat dari tempat yang aman saat bersamanya, dia tidak ingin menonjol apalagi sampai mengusik ‘orang itu’. Tapi yang terjadi bukan hanya dia yang memperhatikan sesekali diapun diperhatikan. menganggap itu hanya kebetulan tapi terjadi berulang, menganggap itu hanya hayalan tapi terjadi secara nyata. Orang itu bukan hanya sekali melihatnya, bukan hanya se

There's nothing to forgive

“masuk dong Rei, anak-anak pada nanyain elo tuh” “bentar, 5 menit lagi gue masuk kok” “lagian ngapain sih loe dari tadi ngeliatin langit mulu? emang ada yang mau turun? Atau mungkin bakal ada bintang jatuh malam ini?” “hmm...” “just 5 minute, ok?” “hmm..” Ntah apa yang dipikirkan wanita itu, mungkin dia mengalami saat yang sulit saat ini. Dia menengadahkan wajahnya kelangit, mengembuskan nafasnya perlahan seakan paru-parunya akan meledak sebentar lagi karena terlalu banyak udara yang dihirupnya. Tangannya dibiarkan lemas disisinya, membiarkan rambutnya berantakan karena angin yang semakin kencang menghantam tubuhnya. Tapi anehnya dia tidak pernah mengerjapkan mata, dia terus membukanya meski angin mengiris sakit kedalam. Menganggapnya tak apa asal angin membawa bebannya sekarang tanpa meninggalkan bekas untuknya. Menghempaskan kenangan itu pergi jauh agar dia bisa kembali menatap kenyataan tanpa takut airmatanya menetes tanpa izin seperti sekarang. I'm jealous

Hubungan

Siapa yang tau soal ‘siapa lebih cinta? siapa lebih rindu? siapa lebih butuh? Atau siapa lebih sakit?’. Mungkin dia pun tidak tau, ya dia tidak tau kalau dialah yang ‘lebih’. Dia yang lebih cinta, lebih rindu, lebih butuh dan lebih sakit. Siapa yang tau soal ‘sampai kapan mencoba? sampai kapan bertahan? sampai kapan berdiam? Atau sampai kapan bisa berdusta?’. Mungkin dia tau, ya karena dia telah berhenti mencoba, berhenti bertahan, berhenti terdiam dan berhenti berdusta. Dia berkata “berjuanglah”, tapi dia tidak ikut berjuang denganmu. Ah dia memang begitu pikirmu, mengganggapnya biasa karena kamu mencintainya. Dia berkata ‘tunggulah’, tapi dia begitu lama menghampirimu. Ah dia memang begitu pikirmu, mengganggapnya biasa karena kamu menghargainya. Memberinya waktu agar dia merasa ‘kamu berarti’, memberinya jarak agar dia merasa ‘rindu’, memberinya kesempatan agar sadar ‘dia mencintaimu’. Dan memberimu fakta ‘dia tidak mencintaimu’ Mencoba semua yang dia bisa, mengkomprom