Lelaki itu seperti ombak buatku. Dia datang ketepian lalu segera beranjak pergi. Dia datang hanya untuk menghempaskanku. Dia datang hanya untuk menghancurkan kerajaan pasir yang kubuat dengan sabar. Dia datang hanya untuk membuatku menangis.
Aku tau aku hanya pasir pantai buatnya. "Dia hanya diam disana menungguku. Dia membuat dirinya indah lalu ku hancurkan dalam sekejap. Dia suka terseret hanya karena aku tak sengaja membawanya. Dia ada hanya untuk kulewati" itu pikirnya.
Kau tau, mencintai seseorang memang akan membuatmu bodoh. Mencintai seseorang akan membuatmu membenci kejujuran logikamu.
Tak ada yang bisa disalahkan bila kau terlanjur mencintai. Memang tidak adapula yang bisa dicegah bila hati menjatuhkan diri. Sama halnya dengan bernafas, semuanya itu alami tanpa perlu diatur dan ditata.
Tapi yang harus kau tau. Bernafas pun bisa memilih. Kau ingin menghirup udara bersih atau kotor. Mungkin kau bertahan dengan yang kotor tapi kelak kau akan menyadari yang bersih itu lebih baik. Saat itu datang kau tidak akan kembali lagi. Teruntuk sang ombak.
Aku tau aku hanya pasir pantai buatnya. "Dia hanya diam disana menungguku. Dia membuat dirinya indah lalu ku hancurkan dalam sekejap. Dia suka terseret hanya karena aku tak sengaja membawanya. Dia ada hanya untuk kulewati" itu pikirnya.
Kau tau, mencintai seseorang memang akan membuatmu bodoh. Mencintai seseorang akan membuatmu membenci kejujuran logikamu.
Tak ada yang bisa disalahkan bila kau terlanjur mencintai. Memang tidak adapula yang bisa dicegah bila hati menjatuhkan diri. Sama halnya dengan bernafas, semuanya itu alami tanpa perlu diatur dan ditata.
Tapi yang harus kau tau. Bernafas pun bisa memilih. Kau ingin menghirup udara bersih atau kotor. Mungkin kau bertahan dengan yang kotor tapi kelak kau akan menyadari yang bersih itu lebih baik. Saat itu datang kau tidak akan kembali lagi. Teruntuk sang ombak.
Komentar
Posting Komentar