Terakhir kami bertemu adalah saat aku memutuskan untuk berpisah dengannya.
saat itupun gerimis seperti hari ini.
aku mengajaknya bertemu di cafe coffee tempat biasa kami berkencan.
Pada saat itu aku datang terlebih dahulu darinya, aku bukan tidak ingin dia menunggu tapi karena aku perlu kesiapan untuk merangkai kata-kata terakhir ku buatnya.
Dia datang tepat dijam kami membuat janji.
Dia memang begitu, dia tak pernah membuatku menunggu. Dia takut aku kesepian katanya.
ya lelaki masalalu ku itu memang baik, mungkin yang terbaik dari semua lelaki yang pernah denganku.
Hari ini sekitar setahun aku berpisah dengannya dan hari aku bertemu kembali dengannya. Kami tidak sengaja bertemu dipesta pernikahan salah satu teman ku, yang juga temannya. Dia terlihat tampan dan sedang melihat-lihat makanan yang disajikan. Aku ingin menyapanya sampai ada seseorang yang merangkul tangannya dengan mesra. Dia tersenyum saat orang itu mendekap tangannya. Orang itu cantik, sangat anggun dengan kebaya yang dikenakannya.
Aku tersenyum melihat pemandangan itu. Dia sudah menemukan wanita yang pantas, dan aku terlambat.
Aku baru menyadarinya beberapa minggu setelah kami berpisah. Aku merindukannya. Aku menyayanginya.
Aku menyesal membuat hatinya luka, membuatnya mengemis cinta padaku dulu, meninggalkannya tanpa alasan yang jelas.
Kini hanya aku yang melihatnya, berharap dia menoleh dan mengingatku.
saat itupun gerimis seperti hari ini.
aku mengajaknya bertemu di cafe coffee tempat biasa kami berkencan.
Pada saat itu aku datang terlebih dahulu darinya, aku bukan tidak ingin dia menunggu tapi karena aku perlu kesiapan untuk merangkai kata-kata terakhir ku buatnya.
Dia datang tepat dijam kami membuat janji.
Dia memang begitu, dia tak pernah membuatku menunggu. Dia takut aku kesepian katanya.
ya lelaki masalalu ku itu memang baik, mungkin yang terbaik dari semua lelaki yang pernah denganku.
Hari ini sekitar setahun aku berpisah dengannya dan hari aku bertemu kembali dengannya. Kami tidak sengaja bertemu dipesta pernikahan salah satu teman ku, yang juga temannya. Dia terlihat tampan dan sedang melihat-lihat makanan yang disajikan. Aku ingin menyapanya sampai ada seseorang yang merangkul tangannya dengan mesra. Dia tersenyum saat orang itu mendekap tangannya. Orang itu cantik, sangat anggun dengan kebaya yang dikenakannya.
Aku tersenyum melihat pemandangan itu. Dia sudah menemukan wanita yang pantas, dan aku terlambat.
Aku baru menyadarinya beberapa minggu setelah kami berpisah. Aku merindukannya. Aku menyayanginya.
Aku menyesal membuat hatinya luka, membuatnya mengemis cinta padaku dulu, meninggalkannya tanpa alasan yang jelas.
Kini hanya aku yang melihatnya, berharap dia menoleh dan mengingatku.
Komentar
Posting Komentar