Langsung ke konten utama

sesal

Terakhir kami bertemu adalah saat aku memutuskan untuk berpisah dengannya.
saat itupun gerimis seperti hari ini.
aku mengajaknya bertemu di cafe coffee tempat biasa kami berkencan.
Pada saat itu aku datang terlebih dahulu darinya, aku bukan tidak ingin dia menunggu tapi karena aku perlu kesiapan untuk merangkai kata-kata terakhir ku buatnya.
Dia datang tepat dijam kami membuat janji.
Dia memang begitu, dia tak pernah membuatku menunggu. Dia takut aku kesepian katanya.
ya lelaki masalalu ku itu memang baik, mungkin yang terbaik dari semua lelaki yang pernah denganku.

Hari ini sekitar setahun aku berpisah dengannya dan hari aku bertemu kembali dengannya. Kami tidak sengaja bertemu dipesta pernikahan salah satu teman ku, yang juga temannya. Dia terlihat tampan dan sedang melihat-lihat makanan yang disajikan. Aku ingin menyapanya sampai ada seseorang yang merangkul tangannya dengan mesra. Dia tersenyum saat orang itu mendekap tangannya. Orang itu cantik, sangat anggun dengan kebaya yang dikenakannya.

Aku tersenyum melihat pemandangan itu. Dia sudah menemukan wanita yang pantas, dan aku terlambat.
Aku baru menyadarinya beberapa minggu setelah kami berpisah. Aku merindukannya. Aku menyayanginya.
Aku menyesal membuat hatinya luka, membuatnya mengemis cinta padaku dulu, meninggalkannya tanpa alasan yang jelas.

Kini hanya aku yang melihatnya, berharap dia menoleh dan mengingatku.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

balon

Waktu itu tepat seperti hari ini. Langit berawan gelap dan ntah apa yang diinginkannya. Dia seperti ingin menangis tapi seakan menahannya. aku ingat tentang hari itu. Hari dimana aku sama seperti langit. aku memang ada “diatas” tapi ntah mengapa aku merasa lebih baik “dibawah” saja. kamu membawaku ke awan. Membawaku ketempat ternyaman yang pernah aku rasakan. Membuatku merasakan yang namanya ‘permen kapas’ rasa cinta. membuatku melayang seperti balon. Balon. ternyata aku memang seperti balon. Mudah sekali membesar hanya karna di tiup dengan angin. Mudah sekali terbang hanya karna angin. Hingga akhirnya meledak karna angin juga. Kamu adalah angin yang menjadikan aku ‘balon’. Angin yang akhirnya membuatku sadar bahwa benda ‘tipis’ seperti ku tidak berarti sama sekali buatmu

Pendekatan

Hal mendekati dan didekati itu lebih rumit bahkan lebih menyakitkan daripada meninggalkan dan ditinggalkan. Mereka adalah dua orang yang tidak begitu kenal dengan salah satu orangnya merasa ingin mengenal lebih dekat. Seiring berjalannya waktu tidak ada yang sepakat bahwa mereka akan menjadi siapa, menjadi si pendekat atau menjadi yg didekati. Semuanya terasa lengkap karena komunikasi, semuanya terasa nyaman karena perhatian, semuanya terasa nyata karena kata-kata indah. Tidak ada yang mengaku atau menyangkal tentang apa yang terjadi, tentang perasaan yang muncul atau mungkin perasaan yang berlalu pergi. perasaan siapa yang muncul? Lalu perasaan siapa yang pergi? Lagi-lagi tidak ada yang mengaku. Pendekatan bukan hal yang mudah buat pemula dan tidak juga gampang buat dia yang sudah berulang mengalami. Karena perasaan yang muncul sesudahnya bukanlah mainan yang kemudian bosan lalu beralih ke yang lain. Karena perasaan yang berlalu pergi tidak dapat disalahkan dalam hal mencoba. Si...

kesepakatan kekasih

Teman-temanku sering berkata kau tak pantas untukku. Kata mereka aku terlalu baik buatmu. Kau akan menyakitiku nanti, membuatku terluka jika aku terus bertahan denganmu. Aku tidak pernah berpikir aku terlalu baik buatmu, itu alasan klasik yang paling kubenci dari dulu. Aku suka kita yang seperti ini, meski banyak krikil dihubungan ini. Kita sering berdebat, sering saling mengacuhkan, sering saling berdiam. Tapi bukankah kau dan aku baik-baik saja? aku bahagia karena semua krikil itu membuat kita saling memahami. Kau juga pernah berkata bahwa setelah kita 'ribut' akan banyak kata cinta yang kita ucapkan agar semua itu terlupakan. Bukankah kita lebih romantis setelahnya? Kau pun berkata seperti itu. Aku dan kau semakin ingin bersama karena semua itu. Karena hanya kau yang paham semua amarah yang kupunya, hanya kau yang akan mengalah setiap air mataku menggenang, hanya kau yang akan segera meminta maaf tanpa perlu aku memintanya. Hanya kau yang bisa membuatku menyukai 'masa...