Langsung ke konten utama

kenapa dia?



Saat sebelum aku merasakan perasaan ini aku berjanji akan menetapkan kriteriaku pada orang yang tepat lalu akan dengan senang hati merasakannya. Selalu menerka-nerka apakah akan jatuh hati dengan dia? mungkin dengan dia? oh kurasa dengan dia?. Pernah merasakan yang namanya pengen tapi tidak bisa karena otakmu mengatakan TIDAK dengan tegas? Ya, aku pernah merasakan hal itu. Saat hatimu mengangguk dengan sangat tapi pikiranmu berteriak dengan lantang. Dia memang tampan tapi dia pemain wanita, dia memang pendengar yang baik tapi dia pun pendengar yang baik buat temanmu, dia sangat keren tapi dia berbeda keyakinan denganmu, dia sangat sempurna tapi dia memilih menyempurnakan yang lain. Percayalah hatimu sedang berteriak lebih kencang daripada otakmu sekarang.
Sampai ketika aku menemukan dia, ku pikir ini semua tanpa alasan tanpa dasar kriteria yang kutetapkan selama ini. ohh mungkin ini yang dikatakan orang-orang ‘kau akan melupakan semua kriteriamu saat kau jatuh cinta tanpa alasan’ aku mengamininya. Lelaki biasa yang hanya datang tanpa pesona, yang datang tanpa niat mendekati, yang berkata tanpa ada rayuan. Aku menyukainya, jatuh hati padanya dan memilih setia dengannya, dia kekasihku. Tapi belakangan aku menemukan kenyataan baru dalam hubunganku. Saat ada yang bertanya ‘kenapa dia?’ ‘ntahlah’ ‘semua hal pasti ada alasannya’ ‘tapi yang ini pengecualian’ ‘jangan mengalihkan pertanyaanku’ ‘dia baik’ ‘hanya itu?’ ‘dia selalu membuatku merasa penting buatnya’ ‘lalu?’ ‘dia membuatku nyaman setiap dekat dengannya’ ‘nah itu jawabannya’. Aku terdiam, heran dengan omongan yang kulontarkan tadi. bukankah aku jatuh cinta tanpa alasan? Jatuh cinta hanya karna jatuh cinta saja?. Aku tidak suka mendengar perdebatan otak dan hatiku sekarang ‘tidak mungkin kau jatuh tanpa alasan bodoh’ ‘menurutmu aku memang bodoh karena kau adalah otak’ ‘aku dibuat untuk membimbingmu’ ‘aku diciptakan untuk memberitahumu hal yang benar’ ‘dan kau terlalu naif karena berpikir kau sudah benar’ ‘..........’.
Dia membuatmu tertawa, dia membuatmu nyaman, dia membuatmu aman, dia membuatmu merasa penting, dia mendengarkanmu dengan baik, dia menahan egonya demi gengsimu, dia memperhatikanmu tanpa mendiktemu sedikitpun, dia mencintaimu tanpa mengharuskanmu mencintainya. Masihkah mengelak dengan mengatakan ‘mencintainya tanpa alasan?’ itu semua alasan dan karena itulah kau mencintainya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

soal cinta

Sebenarnya banyak yang terjadi saat kita merasa jatuh cinta. Yang paling sering terjadi adalah kita sering kecewa tapi selalu ingin bersama. Kita sering menunggu tapi selalu menikmati. Kita sering menangis tapi selalu menganggap baik-baik saja. Saat perasaanmu membutakan logikamu. Saat kejujuranmu dipalsukan oleh kebodohan rasamu. Ketika membahas tentang cinta berarti kita sedang membahas hal yang rumit. Tidak ada yang mudah saat kita bicara soal cinta. "Semuanya akan baik-baik saja bila kita saling cinta" "Semua kesedihan akan hilang asal kita saling cinta" Kata-kata itu selalu mengartikan sebaliknya, karena dia mendasari kata cinta. Tidak hanya wanita, lelaki pun bisa bodoh karena cinta. Aku memiliki seorang teman lelaki yang tidak bisa maju karena cinta masalalunya. Jika kita mengatakan "hanya karena dia kau seperti ini?" Maka dengan cepat dia akan berkata "bukan hanya, tapi memang karena dia aku begini." Sebaiknya jangan pernah berde...

kesalahanku

Aku akan menuliskan tentang sebuah cerita, ini bukan tentangku tapi ini tentangmu. Semuanya berawal dari hal yang biasa saja, kamu tidak pernah datang dengan cara tiba-tiba karena kamu memang selalu ada disana. Kamu tidak pernah mencari perhatian karena dengan alaminya kamu selalu berhasil mencuri perhatian. Itu memang tak aneh karena kamu adalah temanku, pertemanan yang terjalin begitu saja dan alampun menyetujui ‘pertemanan’ ini. Kamu tidak pernah bertanya tentang sesuatu yang sensitif padaku, seperti yang dilakukan para lelaki lain setiap dekat denganku. Jangan tanya apakah aku penasaran dengan sikapmu itu karena sudah beratus kali aku menahan lidahku untuk menanyakannya. Sampai suatu waktu kamu bercerita tentang dia yang kukenal, hal itu cukup aneh dimana biasanya kita hanya membahas hal yang itu-itu saja tapi kali ini kamu bercerita hal serius padaku. “menurutmu bagaimana tentang dia?” satu pertanyaan yang aku tau tujuannya. “dia baik” jawabku yang pasti kamu tanggapi dengan ...

KITA

Teman. kita memang belum lama menjalin hubungan pertemanan ini. Mungkin ini hanya segelintir dari waktu yang kita jalani. Kita cukup banyak tertawa bersama walau sedikit menangis bersama. Kawan. kita memang sering berbeda. Kadang bertengkar, kadang saling diam. Banyak keluhan dan kejengkelan yang kita umbar dalam hubungan kita. Banyak ketidaksetujuan satu dengan yang lain. Sahabat. kita memang saling berteriak tapi disitu kita saling berpeluk. Kita memeluk dengan cara yang beda. Kita memaki, emosi, berdiam itu cara kita memeluk. Kau, aku, dia tau bahwa sebenarnya kita saling menyayangi. Saudara. kita memang kelak akan berpisah. Kita tidak akan terus bersama karena kehidupan terus berjalan. Kalian dengan masadepan dan aku pun begitu. Tapi kelak kita akan berpelukan kembali. Akan bercanda kembali. Berbagi kembali seperti hari ini. karena dimasadepanku selalu ada kalian. Masadepan yang lengkap bila kita terus bersahabat. Buat Kelompok belajar :’) ...