Saat sebelum aku merasakan
perasaan ini aku berjanji akan menetapkan kriteriaku pada orang yang tepat lalu
akan dengan senang hati merasakannya. Selalu menerka-nerka apakah akan jatuh
hati dengan dia? mungkin dengan dia? oh kurasa dengan dia?. Pernah merasakan
yang namanya pengen tapi tidak bisa karena otakmu mengatakan TIDAK dengan
tegas? Ya, aku pernah merasakan hal itu. Saat hatimu mengangguk dengan sangat
tapi pikiranmu berteriak dengan lantang. Dia memang tampan tapi dia pemain
wanita, dia memang pendengar yang baik tapi dia pun pendengar yang baik buat
temanmu, dia sangat keren tapi dia berbeda keyakinan denganmu, dia sangat
sempurna tapi dia memilih menyempurnakan yang lain. Percayalah hatimu sedang
berteriak lebih kencang daripada otakmu sekarang.
Sampai ketika aku menemukan dia, ku pikir ini semua tanpa alasan tanpa dasar kriteria yang kutetapkan
selama ini. ohh mungkin ini yang dikatakan orang-orang ‘kau akan melupakan
semua kriteriamu saat kau jatuh cinta tanpa alasan’ aku mengamininya. Lelaki biasa
yang hanya datang tanpa pesona, yang datang tanpa niat mendekati, yang berkata
tanpa ada rayuan. Aku menyukainya, jatuh hati padanya dan memilih setia
dengannya, dia kekasihku. Tapi belakangan aku menemukan kenyataan baru dalam
hubunganku. Saat ada yang bertanya ‘kenapa dia?’ ‘ntahlah’ ‘semua hal pasti ada
alasannya’ ‘tapi yang ini pengecualian’ ‘jangan mengalihkan pertanyaanku’ ‘dia
baik’ ‘hanya itu?’ ‘dia selalu membuatku merasa penting buatnya’ ‘lalu?’ ‘dia
membuatku nyaman setiap dekat dengannya’ ‘nah itu jawabannya’. Aku terdiam,
heran dengan omongan yang kulontarkan tadi. bukankah aku jatuh cinta tanpa
alasan? Jatuh cinta hanya karna jatuh cinta saja?. Aku tidak suka mendengar
perdebatan otak dan hatiku sekarang ‘tidak mungkin kau jatuh tanpa alasan bodoh’
‘menurutmu aku memang bodoh karena kau adalah otak’ ‘aku dibuat untuk
membimbingmu’ ‘aku diciptakan untuk memberitahumu hal yang benar’ ‘dan kau
terlalu naif karena berpikir kau sudah benar’ ‘..........’.
Dia membuatmu tertawa, dia
membuatmu nyaman, dia membuatmu aman, dia membuatmu merasa penting, dia
mendengarkanmu dengan baik, dia menahan egonya demi gengsimu, dia
memperhatikanmu tanpa mendiktemu sedikitpun, dia mencintaimu tanpa
mengharuskanmu mencintainya. Masihkah mengelak dengan mengatakan ‘mencintainya
tanpa alasan?’ itu semua alasan dan karena itulah kau mencintainya.
Komentar
Posting Komentar