Langsung ke konten utama

There's nothing to forgive



“masuk dong Rei, anak-anak pada nanyain elo tuh”
“bentar, 5 menit lagi gue masuk kok”
“lagian ngapain sih loe dari tadi ngeliatin langit mulu? emang ada yang mau turun? Atau mungkin bakal ada bintang jatuh malam ini?”
“hmm...”
“just 5 minute, ok?”
“hmm..”
Ntah apa yang dipikirkan wanita itu, mungkin dia mengalami saat yang sulit saat ini. Dia menengadahkan wajahnya kelangit, mengembuskan nafasnya perlahan seakan paru-parunya akan meledak sebentar lagi karena terlalu banyak udara yang dihirupnya. Tangannya dibiarkan lemas disisinya, membiarkan rambutnya berantakan karena angin yang semakin kencang menghantam tubuhnya. Tapi anehnya dia tidak pernah mengerjapkan mata, dia terus membukanya meski angin mengiris sakit kedalam. Menganggapnya tak apa asal angin membawa bebannya sekarang tanpa meninggalkan bekas untuknya. Menghempaskan kenangan itu pergi jauh agar dia bisa kembali menatap kenyataan tanpa takut airmatanya menetes tanpa izin seperti sekarang.

I'm jealous of the rain
That falls upon your skin
It's closer than my hands have been
I'm jealous of the rain
I'm jealous of the wind
That ripples through your clothes
It's closer than your shadow

“gue suka sama band yang  diundang malam ini”
“eh kembang apinya jam berapa nih?”
“nggak tau tuh, udah bentar lagi kayaknya mau ujan”
Dia harus segera kembali kedalam sebelum orang-orang itu semakin mendekat ketempatnya, dia tidak boleh ketahuan diacara seperti ini. bukankah semua orang harusnya bersenang-senang karena telah memenangkan tender besar itu? seharusnya semua karyawan semangat dengan suasana kafe yang sengaja dibuat spesial buat mereka yang telah bekerja mati-matian selama sebulan ini. menikmati semua makanan enak, musik dan kembang api yang merupakan puncak acara. Bukan malah ketangkap basah menangis galau seperti abege labil ditengah taman kafe.
“Rei? Ngapain loe sendirian disini?”
“tadi nyokap gue telfon jadinya gue keluar bentar”
“oo... oh iya tadi gue ngeliat Nat didalam, tapi kayaknya dia nggak sendiri deh”
“oh..”
“loe nggak apa-apa kan?”
“ahahaha ya nggaklah San, lagian udah lama kali”
“oohh iya juga ya, udah 1 tahun yang lalu ya Rei”
“hmm...”
“gue sama anak-anak pengen duduk disana, loe mau gabung bareng kita?”
“nggak deh, gue mau masuk aja”
“ok deh”

Rei, wanita ini memantapkan langkahnya masuk kesana. ‘loe harus hidup dikehidupan nyata Rei, bukan menari dengan kenangan’ dia berusaha mengulang kalimatnya berkali-kali dalam hati berharap kegugupannya akan hilang. Tapi liat apa yang terjadi, dia malah berbalik arah mencari pelarian yang membuatnya tidak bersitatap dengan lelaki itu apalagi mengobrol dengannya.

I'm jealous of the nights
That I don't spend with you
I'm wondering who you lay next to
Oh, I'm jealous of the night
I'm jealous of the love
Love that was in here
Gone for someone else to share

“Hey Nat”
Wanita itu menegang ditempatnya, tangannya beku, senyumnya kaku dan otaknya mati.
“hey...” jawab lelaki itu
Wanita itu berpaling, tersenyum lepas, mengulurkan tangan dan menyapa balik dengan manis.
“hey Nat”
“hey Rei”
Wanita itu artis? Tentu saja, dia artis paling hebat didramanya. Drama cinta yang penuh trik agar dia kelihatan baik-baik saja tanpa pernah ada luka yang pernah dialaminya. Dia memenangkan beberapa penghargaan untuk itu, dia menyelamatkan harga dirinya dengan itu tapi sayangnya tidak pernah bisa menggantikan perannya dengan yang lain. perannya tetaplah sama sampai kapanpun, dia adalah seorang penipu.
“siapa nih Nat? Kenalin kita-kita dong, iyakan Rei?”
“iya dong, cewek baru loe ya? kenalin gue Rei”
“gue Sila”
“hem.. kenalin teman-teman ini Sila. Sil ini Tomi, Rachel, Pram, Indi, Desi dan Rei”

As I sink in the sand
Watch you slip through my hands
Oh, as I die here another day
Cause all I do is cry behind this smile

“kalau Natan nyakitin loe kaduin ke kita-kita ya Sil, kita tau semua rahasianya dia. jadi loe bisa ngebalas dia lebih lagi, iyakan Rei?”
“hmm.. betul! Gue sendiri tau semua rahasia memalukannya dia. hahahaha”
“Rei! Apaan sih loe”
Lelaki itu memiting kepala wanita itu, memukulnya ringan, melepaskannya kembali lalu tertawa.
Wanita itu terkejut lalu memandang jengah lelaki itu, dia tertawa pikirnya. wanita itu segera berpaling karena ternyata lelaki itu tidak tertawa kearahnya tapi tertawa kearah yang lain. ah bukan dia yang tertawa tapi mereka, lelaki itu tertawa dengan wanitanya.
“Nat loe mah emang keterlaluan”
“kenapa?”
“loe mah mukul kepala si Rei terlalu kuat, liat dia sampe nangis gitu”
“Rei, gue mukulnya sakit ya? loe nggak apa-apa kan?”
“ah nggak, tadi mata gue kemasukan rambut”
“dua-duanya? Kok mata loe merah gitu. Loe yakin nggak apa-apa?”
“iya Tom gue nggak apa-apa kali, santai”
Dia mengangkat kepalanya lagi, menatap semua temannya, menatap lelaki itu dan wanitanya. Sampai dia sadar lelaki itu sedang menatapnya lekat dengan gerakan bibir yang berkata ‘MAAF’, dia hanya diam tak mengerti sampai wanitanya menggenggam jemari lelaki itu dan dia baru sadar bahwa matanya kini sedang menggenang. Lalu dengan cepat dia mengangguk dengan gerakan bibir berkata ‘AKU NGGAK APA-APA’

I wished you the best of
All this world could give
And I told you when you left me
There's nothing to forgive
But I always thought you'd come back,
Tell me all you found was
Heartbreak and misery
It's hard for me to say, I'm jealous of the way
You're happy without me

Komentar

Postingan populer dari blog ini

balon

Waktu itu tepat seperti hari ini. Langit berawan gelap dan ntah apa yang diinginkannya. Dia seperti ingin menangis tapi seakan menahannya. aku ingat tentang hari itu. Hari dimana aku sama seperti langit. aku memang ada “diatas” tapi ntah mengapa aku merasa lebih baik “dibawah” saja. kamu membawaku ke awan. Membawaku ketempat ternyaman yang pernah aku rasakan. Membuatku merasakan yang namanya ‘permen kapas’ rasa cinta. membuatku melayang seperti balon. Balon. ternyata aku memang seperti balon. Mudah sekali membesar hanya karna di tiup dengan angin. Mudah sekali terbang hanya karna angin. Hingga akhirnya meledak karna angin juga. Kamu adalah angin yang menjadikan aku ‘balon’. Angin yang akhirnya membuatku sadar bahwa benda ‘tipis’ seperti ku tidak berarti sama sekali buatmu

Pendekatan

Hal mendekati dan didekati itu lebih rumit bahkan lebih menyakitkan daripada meninggalkan dan ditinggalkan. Mereka adalah dua orang yang tidak begitu kenal dengan salah satu orangnya merasa ingin mengenal lebih dekat. Seiring berjalannya waktu tidak ada yang sepakat bahwa mereka akan menjadi siapa, menjadi si pendekat atau menjadi yg didekati. Semuanya terasa lengkap karena komunikasi, semuanya terasa nyaman karena perhatian, semuanya terasa nyata karena kata-kata indah. Tidak ada yang mengaku atau menyangkal tentang apa yang terjadi, tentang perasaan yang muncul atau mungkin perasaan yang berlalu pergi. perasaan siapa yang muncul? Lalu perasaan siapa yang pergi? Lagi-lagi tidak ada yang mengaku. Pendekatan bukan hal yang mudah buat pemula dan tidak juga gampang buat dia yang sudah berulang mengalami. Karena perasaan yang muncul sesudahnya bukanlah mainan yang kemudian bosan lalu beralih ke yang lain. Karena perasaan yang berlalu pergi tidak dapat disalahkan dalam hal mencoba. Si...

kesepakatan kekasih

Teman-temanku sering berkata kau tak pantas untukku. Kata mereka aku terlalu baik buatmu. Kau akan menyakitiku nanti, membuatku terluka jika aku terus bertahan denganmu. Aku tidak pernah berpikir aku terlalu baik buatmu, itu alasan klasik yang paling kubenci dari dulu. Aku suka kita yang seperti ini, meski banyak krikil dihubungan ini. Kita sering berdebat, sering saling mengacuhkan, sering saling berdiam. Tapi bukankah kau dan aku baik-baik saja? aku bahagia karena semua krikil itu membuat kita saling memahami. Kau juga pernah berkata bahwa setelah kita 'ribut' akan banyak kata cinta yang kita ucapkan agar semua itu terlupakan. Bukankah kita lebih romantis setelahnya? Kau pun berkata seperti itu. Aku dan kau semakin ingin bersama karena semua itu. Karena hanya kau yang paham semua amarah yang kupunya, hanya kau yang akan mengalah setiap air mataku menggenang, hanya kau yang akan segera meminta maaf tanpa perlu aku memintanya. Hanya kau yang bisa membuatku menyukai 'masa...