Hal mendekati dan didekati itu lebih rumit bahkan lebih menyakitkan daripada meninggalkan dan ditinggalkan. Mereka adalah dua orang yang tidak begitu kenal dengan salah satu orangnya merasa ingin mengenal lebih dekat. Seiring berjalannya waktu tidak ada yang sepakat bahwa mereka akan menjadi siapa, menjadi si pendekat atau menjadi yg didekati. Semuanya terasa lengkap karena komunikasi, semuanya terasa nyaman karena perhatian, semuanya terasa nyata karena kata-kata indah. Tidak ada yang mengaku atau menyangkal tentang apa yang terjadi, tentang perasaan yang muncul atau mungkin perasaan yang berlalu pergi. perasaan siapa yang muncul? Lalu perasaan siapa yang pergi? Lagi-lagi tidak ada yang mengaku. Pendekatan bukan hal yang mudah buat pemula dan tidak juga gampang buat dia yang sudah berulang mengalami. Karena perasaan yang muncul sesudahnya bukanlah mainan yang kemudian bosan lalu beralih ke yang lain. Karena perasaan yang berlalu pergi tidak dapat disalahkan dalam hal mencoba. Si
Kepadanya yang dulu pernah kutinggalkan. Kamu lelaki yang kusayang malah kucinta dengan teramat. Kamu yang tak pernah aku lupakan malah selalu kurindukan. Kamu yang selalu kubanggakan tapi malah kutinggalkan. Pasti banyak yang bertanya atau malah banyak yang ingin memakiku kala itu. Dia wanita jahat, dia menipu lelakinya, dia pasti berselingkuh dengan lelaki lain. Ah banyak lagi yang mereka katakan tapi sungguh aku tidak peduli. Sampai saat kemarin aku tidak sengaja bertemu denganmu, itu mungkin pertama kalinya kita saling bertemu setelah setahun yang lalu. Kamu tersenyum, aku tersenyum tapi dia merasa canggung karena hal itu. Dia wanita yang kurasa beruntung bisa mendekap erat lenganmu seperti itu, dia cantik dan kurasa dia pun selaras denganmu. Sejenak aku teringat, mungkinkah saat itu aku selaras denganmu? Mungkinkah saat itu ada wanita yang berpikir seperti ku sekarang bahwa aku beruntung bisa denganmu? Aku tersenyum. Seorang teman berbisik “dia membawa pacarnya”, aku