Siapa yang tau soal ‘siapa lebih cinta? siapa lebih rindu?
siapa lebih butuh? Atau siapa lebih sakit?’. Mungkin dia pun tidak tau, ya dia
tidak tau kalau dialah yang ‘lebih’. Dia yang lebih cinta, lebih rindu, lebih
butuh dan lebih sakit.
Siapa yang tau soal ‘sampai kapan mencoba? sampai kapan
bertahan? sampai kapan berdiam? Atau sampai kapan bisa berdusta?’. Mungkin dia
tau, ya karena dia telah berhenti mencoba, berhenti bertahan, berhenti terdiam dan
berhenti berdusta.
Dia berkata “berjuanglah”, tapi dia tidak ikut berjuang
denganmu. Ah dia memang begitu pikirmu, mengganggapnya biasa karena kamu
mencintainya.
Dia berkata ‘tunggulah’, tapi dia begitu lama menghampirimu.
Ah dia memang begitu pikirmu, mengganggapnya biasa karena kamu menghargainya.
Memberinya waktu agar dia merasa ‘kamu berarti’, memberinya
jarak agar dia merasa ‘rindu’, memberinya kesempatan agar sadar ‘dia
mencintaimu’. Dan memberimu fakta ‘dia tidak mencintaimu’
Mencoba semua yang dia bisa, mengkompromikanmu dengan waktu,
mendekatkanmu dengan jarak, menekankan fakta tentang kamu dihatinya. Sampai
akhirnya dia menyerah dengan kata ‘kita tidak jodoh’
Komentar
Posting Komentar