Langsung ke konten utama

masalah saling suka



Seorang teman bercerita padaku tentang lelaki yang disukainya dan kini berstatus pedekate dengannya. Saat bercerita dia kelihatan sangat sumringah, aku tau dan aku mengerti arti ekspresi itu. “dia seperti yang aku inginkan” katanya, aku hanya diam sambil terus mendengarkan. “dia tau bagaimana caranya membuatku semakin menyukainya dengan sisi humoris yang selalu bisa buatku tertawa” katanya lagi dengan terus membaca ulang obrolannya semalam dengan lelaki itu. Lalu keesokannya aku bertemu dengan teman yang lain, dia pun bercerita tentang wanita yang sekarang sedang didekatinya. “aku sedang mencoba dengannya” katanya, akupun diam sambil sesekali mengaduk minumanku. “aku pikir dia asik dan aku masih mencobanya sampai sekarang” katanya kali ini dengan sedikit helaan nafas.

Aku tidak mengeluarkan pendapat ataupun omongan apa saja untuk keduanya, rasanya aku tidak berhak mengomentari mereka. Aku tau bagaimana bahagianya bila kita didekati oleh seseorang yang kita suka, tapi didunia ini jarang kedua orang saling suka secara bersamaan kebanyakan dari mereka hanya mencoba suka diawal lalu kemudian berhasil saling suka. Aku pikir mungkin itu yang terjadi diantara keduanya nanti, seperti ada seorang penulis berkata ‘jika menjadi diriku sendiri tidak bisa membuatmu jatuh cinta padaku, maka aku akan menjadi yang lain agar hal itu bisa terjadi’. Sedikit konyol memang, tapi aku pikir namanya cinta memiliki banyak jalan. Ntah itu lurus ataupun berkelok tetap saja jalan itu menuju garis finish yaitu cinta seseorang yang kita harapkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mereka yang tak berucap

Dia terus berangan tentang ‘orang itu’. Dia berhayal seandainya kami dapat bertemu kembali, mungkin sebaiknya saat itu lebih lama. Bukan maksud merendahkan dirinya sendiri tapi dia ingin melihat ‘orang itu’ lebih lama. Semua kenangan penuh dengannya seperti kaset rusak yang hanya mengulang hal itu-itu saja. Sebenarnya apa yang terjadi dengan dia dan ‘orang itu’, tidak ada. Sebenarnya apa yang telah dia dan orang itu ungkapkan, tidak ada. Karena tidak ada maka menimbulkan sesak didada.  Berdebat dengan diri sendiri itu menyusahkan, dia tidak bisa menang atas pikirannya sendiri dan tidak bisa kalah atas pilihan hatinya. Dia melihat dari tempat yang aman saat bersamanya, dia tidak ingin menonjol apalagi sampai mengusik ‘orang itu’. Tapi yang terjadi bukan hanya dia yang memperhatikan sesekali diapun diperhatikan. menganggap itu hanya kebetulan tapi terjadi berulang, menganggap itu hanya hayalan tapi terjadi secara nyata. Orang itu bukan hanya sekali melihatnya, bukan hanya se

There's nothing to forgive

“masuk dong Rei, anak-anak pada nanyain elo tuh” “bentar, 5 menit lagi gue masuk kok” “lagian ngapain sih loe dari tadi ngeliatin langit mulu? emang ada yang mau turun? Atau mungkin bakal ada bintang jatuh malam ini?” “hmm...” “just 5 minute, ok?” “hmm..” Ntah apa yang dipikirkan wanita itu, mungkin dia mengalami saat yang sulit saat ini. Dia menengadahkan wajahnya kelangit, mengembuskan nafasnya perlahan seakan paru-parunya akan meledak sebentar lagi karena terlalu banyak udara yang dihirupnya. Tangannya dibiarkan lemas disisinya, membiarkan rambutnya berantakan karena angin yang semakin kencang menghantam tubuhnya. Tapi anehnya dia tidak pernah mengerjapkan mata, dia terus membukanya meski angin mengiris sakit kedalam. Menganggapnya tak apa asal angin membawa bebannya sekarang tanpa meninggalkan bekas untuknya. Menghempaskan kenangan itu pergi jauh agar dia bisa kembali menatap kenyataan tanpa takut airmatanya menetes tanpa izin seperti sekarang. I'm jealous

Hubungan

Siapa yang tau soal ‘siapa lebih cinta? siapa lebih rindu? siapa lebih butuh? Atau siapa lebih sakit?’. Mungkin dia pun tidak tau, ya dia tidak tau kalau dialah yang ‘lebih’. Dia yang lebih cinta, lebih rindu, lebih butuh dan lebih sakit. Siapa yang tau soal ‘sampai kapan mencoba? sampai kapan bertahan? sampai kapan berdiam? Atau sampai kapan bisa berdusta?’. Mungkin dia tau, ya karena dia telah berhenti mencoba, berhenti bertahan, berhenti terdiam dan berhenti berdusta. Dia berkata “berjuanglah”, tapi dia tidak ikut berjuang denganmu. Ah dia memang begitu pikirmu, mengganggapnya biasa karena kamu mencintainya. Dia berkata ‘tunggulah’, tapi dia begitu lama menghampirimu. Ah dia memang begitu pikirmu, mengganggapnya biasa karena kamu menghargainya. Memberinya waktu agar dia merasa ‘kamu berarti’, memberinya jarak agar dia merasa ‘rindu’, memberinya kesempatan agar sadar ‘dia mencintaimu’. Dan memberimu fakta ‘dia tidak mencintaimu’ Mencoba semua yang dia bisa, mengkomprom