Langsung ke konten utama

cinta tidak buta

Ini sungguh lucu, rasanya aku bisa menemukan kisah seperti ini setiap hari dan aku rasa semuanya pasti seperti ini.
Aku menyukaimu, dia menyukaiku dan kamu menyukai yang lain.
Bukan aku tidak tau jika perhatiannya berlebih padaku, bukannya dia tidak tau jika perhatianku berlebih padamu dan bukannya kami tidak tau jika perhatianmu berlebih pada dia yang lain.
"Belum lelah?" Dia bertanya padaku. "Lelah untuk apa?" Jawabku.
"Aku sudah lelah." Dia tidak menjawab pertanyaanku tapi malah melanjutkan maksudnya, mungkin dia malas menanggapi kepura-puraan ku. Selain dia memang tidak ada yang tau kalau akting 'baik-baik saja' adalah andalanku, bahkan kamu sekalipun.
"Aku menyukaimu, kamu tau itu. Aku menunggumu dan kamu pun tau itu. Tapi ini adalah perjuangan terakhirku, kamu mau mencoba denganku atau mau terus menunggu?"
"Secepat itu?"
"Ya karena aku harus merayakan kegembiraan ku segera atau mungkin mengobati lukaku secepatnya. Aku tidak bisa seperimu, aku tidak bisa jadi penunggu yang setia. Bukan aku tidak menyukaimu dengan sungguh atau tidak mau setia denganmu, tapi tentu kamu tau seseorang sepertiku pasti lebih mementingkan logika"
Setelah aku mendengar penjelasannya barusan, seketika aku bersyukur karena tidak menyukainya tapi menyukai kamu. Bagaimana bisa dia mengaku menyukaiku tapi masih bisa menggunakan akal sehatnya dengan begitu cepat. Cinta itu buta, itu kepercayaanku.
"Sepertinya aku sudah tau jawabannya."
"Maaf" kataku.
"Tidak apa-apa, tapi setidaknya dengarkan aku untuk yang 1 ini. Jika kamu sangat menyukainya, tunjukkan. Jangan merasa cukup hanya dengan melihat punggungnya saja. Jika kamu sangat menginginkannya, katakan. Jangan merasa cukup hanya dengan kata 'teman' saja. Karena cinta itu tidak buta, cinta bisa melihat dengan cinta siapa dia akan jatuh"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan

Hal mendekati dan didekati itu lebih rumit bahkan lebih menyakitkan daripada meninggalkan dan ditinggalkan. Mereka adalah dua orang yang tidak begitu kenal dengan salah satu orangnya merasa ingin mengenal lebih dekat. Seiring berjalannya waktu tidak ada yang sepakat bahwa mereka akan menjadi siapa, menjadi si pendekat atau menjadi yg didekati. Semuanya terasa lengkap karena komunikasi, semuanya terasa nyaman karena perhatian, semuanya terasa nyata karena kata-kata indah. Tidak ada yang mengaku atau menyangkal tentang apa yang terjadi, tentang perasaan yang muncul atau mungkin perasaan yang berlalu pergi. perasaan siapa yang muncul? Lalu perasaan siapa yang pergi? Lagi-lagi tidak ada yang mengaku. Pendekatan bukan hal yang mudah buat pemula dan tidak juga gampang buat dia yang sudah berulang mengalami. Karena perasaan yang muncul sesudahnya bukanlah mainan yang kemudian bosan lalu beralih ke yang lain. Karena perasaan yang berlalu pergi tidak dapat disalahkan dalam hal mencoba. Si

Setidaknya

Berlari saat kau ingin berlari akan memberimu tenaga penuh untuk pergi. Tapi berlari saat kau ingin tetap tinggal jangankan tenaga buat tegak diatas kedua kaki saja kau tak akan sanggup. Aku tidak kuat untuk berdiri, rasanya aku hanya akan terbaring menangis sampai air mataku kering dan tenagaku terkuras habis. Aku ingin pergi berlari sekencang kencangnya, pergi menyembuhkan sesak yang terasa bahkan saat aku tak         bernafas. Kemana aku harus pergi jika seluruh organku tak terasa, mereka memilih mati mengikutmu. Dan disinilah aku sekarang. Akhirnya aku bisa berdiri bukan? Akhirnya bisa berlari bukan? Ya, pada memang bisa pergi. Tidak lagi melihatmu, mendengarmu, memelukmu tapi tetap merindukanmu. Setidaknya biarkan saja pergiku sejauh ini dulu sampai mereka kuat berjalan dan senang berlari.

sewajarnya

Aku menemukan yang baru dihidupku. Aku ditinggalkan seseorang dan aku ditemukan seseorang yang lain. Segala sesuatu memang harus berganti. Bertemu dan nanti harus berpisah. Tidak ada yang abadi didunia ini, terlebih sesuatu yang dicintai. Ntah kenapa semakin besar kau mencintai, semakin besar pula peluang berpisah. Jangan merasakan dengan 'terlalu' karena kelak kau juga akan merasakan sakit yang 'terlalu'. Dari dia yang meninggalkan ku, aku menemukan dia yang takut ditinggal olehku. Dia khawatir aku tidak bisa melupakan masalaluku. Dia takut aku membalas semua rasa sakitku padanya. Dia wajar merasakan hal itu, siapa yang tak takut kalau orang yang dicintainya pergi? Aku pernah merasakan sakitnya dicampakkan. Sakitnya ditinggalkan saat aku masih 'terlalu' cinta. Aku tau betul bagaimana rasanya remuk. dan aku tidak akan pernah membuatnya merasakan itu. Tidak akan ku buat dia yang telah 'menyembuhkan' ku merasakan luka. Aku memang tidak terl